Di Indonesia bisa ditemukan banyak batu. Batu-batu tersebut bisa menciptakan pemandangan yang indah sehingga bisa menjadi tujuan para wisatawan. Di antaranya ada batu-batu berbentuk unik yang terbentuk secara alami yang bisa ditemukan di Indonesia.
Berikut batu-batu unik tersebut:
Batu bukit Kelam
Bukit Kelam sebenarnya merupakan sebongkah batu raksasa yang monolit, sehingga sering diklaim sebagai batu terbesar di dunia. Batu ini terletak 20 Km dari kota Sintang, Kalimantan Barat.
Batu Belimbing
Batu ini unik karena bentuknya menyerupai buah belimbing. Batu ini terletak di Kecamatan Pajintan, Singkawang Timur, Kalimantan Barat.
.
Batu kemaluan Pantai Kundur
Batu ini disebut batu kemaluan sebab bentuknya yang menyerupai alat kelamin laki-laki. Batu ini terletak di Pantai Kundur Desa Kundur, Kecamatan Kundur Barat, Kepulauan Riau.
Batu Apung Marowali
Batu ini terlihat seperti melayang di atas air. Batu ini terletak di Kabupaten Marowali Provinsi Sulawesi Tengah.
Batu Malin Kundang
Batu ini unik karena menyerupai sosok manusia dengan sisa-sisa kapal karam. Batu ini disebut-sebut legenda merupakan wujud anak durhaka yang dikutuk jadi batu. Batu ini terletak di Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat.
Batu-batu tersebut di atas memang fenomena alam yang unik. Sebenarnya masih banyak keunikan yang bisa kita temukan di alam Indonesia ini.
Rabu, 10 Oktober 2012
Kamis, 27 September 2012
Sungai-sungai Unik yang ada di Indonesia
Indonesia memiliki sungai-sungai unik yang bisa dijadikan sebagai tempat wisata yang menakjubkan. Berikut sungai-sungai unik yang ada di Indonesia:
Sungai Biskori
Sungai Biskori terdapat di kawasan Hutan Suaka Alam Tanjung Peropa, Kabupaten Konawe Timur, Kendari, Sulawesi Tenggara. Keunikan sungai ini karena terdapat air terjun dengan tujuh tingkat yang membuat pemandangan yang luar biasa indahnya. Air terjun dengan tujuh tingkat ini dikenal dengan nama air terjun Moramo. Air terjun ini berbeda dengan air terjun pada umumnya. Air terjun Moramo memiliki bentuk yang bertingkat hingga 100 meter ketinggiannya. Dari tujuh tingkat itu, di antaranya terdapat lagi puluhan tingkat-tingkat kecil setinggi setengah hingga satu meteran yang semakin memperindah keelokan tempat ini.
Sungai Tamborasi
Sungai Tamborasi berada di Kecamatan Tamborasi, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Sungai ini sangat unik karena hanya memiliki panjang sekitar 20 meter saja. Ini menjadikan sungai ini menjadi sungai terpendek di dunia. Sungai Tamborasi memiliki hulu dan hilir dalam satu tempat yang berdekatan. Letak hulu sungai yang berasal dari mata air yang keluar dari bukit batu kapur hanya berjarak sekitar 20 meter dari hilir yang bermuara langsung ke laut.
Sungai Cisolok
Sungai Cisolok berada di lokasi wisata air panas Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Sungai ini unik karena di tengah-tengah sungai, air panas menyembur deras dengan suhu 80 derajat celcius. Semburan air panas muncul dari dalam tanah. Air panas tersebut memancar keluar dengan tekanan yang cukup tinggi dan berada di tengah-tengah sungai. Sungai ini memiliki tiga titik semburan. Semua semburan berasal dari geyser, air panas yang melewati lapisan kerak bumi.
Sungai Kampar
Sungai Kampar terdapat di Desa Teluk Meranti. Desa ini berada di timur laut dari Pekanbaru, Riau. Sungai ini unik karena bisa dijadikan sebagai tempat selancar. Biasanya olahraga surfing atau selancar dilakukan di laut tapi para surfer juga bisa melakukannya di sungai Kampar. Pada waktu-waktu tertentu, timbul ombak besar di Sungai Kampar. Tinggi ombak bisa mencapai enam sampai tujuh meter. Penduduk lokal menyebut ombak besar di Sungai Kampar sebagai Bono.
Sungai Bawah Tanah Gua Pindul
Sungai ini terdapat di dalam gua pindul. Gua Pindul adalah salah satu gua dari serangkaian 7 gua dengan aliran sungai bawah tanah. Gua Pindul terletak di Dus. Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul. Keunikan sungai ini karena sungai ini berada di bawah tanah dan melalui gua yang gelap. Sungai bawah tanah ini memiliki panjang sekitar 300 m dan lebar 5 m.
Sungai Biskori
Sungai Biskori terdapat di kawasan Hutan Suaka Alam Tanjung Peropa, Kabupaten Konawe Timur, Kendari, Sulawesi Tenggara. Keunikan sungai ini karena terdapat air terjun dengan tujuh tingkat yang membuat pemandangan yang luar biasa indahnya. Air terjun dengan tujuh tingkat ini dikenal dengan nama air terjun Moramo. Air terjun ini berbeda dengan air terjun pada umumnya. Air terjun Moramo memiliki bentuk yang bertingkat hingga 100 meter ketinggiannya. Dari tujuh tingkat itu, di antaranya terdapat lagi puluhan tingkat-tingkat kecil setinggi setengah hingga satu meteran yang semakin memperindah keelokan tempat ini.
Sungai Tamborasi
Sungai Tamborasi berada di Kecamatan Tamborasi, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Sungai ini sangat unik karena hanya memiliki panjang sekitar 20 meter saja. Ini menjadikan sungai ini menjadi sungai terpendek di dunia. Sungai Tamborasi memiliki hulu dan hilir dalam satu tempat yang berdekatan. Letak hulu sungai yang berasal dari mata air yang keluar dari bukit batu kapur hanya berjarak sekitar 20 meter dari hilir yang bermuara langsung ke laut.
Sungai Cisolok
Sungai Cisolok berada di lokasi wisata air panas Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Sungai ini unik karena di tengah-tengah sungai, air panas menyembur deras dengan suhu 80 derajat celcius. Semburan air panas muncul dari dalam tanah. Air panas tersebut memancar keluar dengan tekanan yang cukup tinggi dan berada di tengah-tengah sungai. Sungai ini memiliki tiga titik semburan. Semua semburan berasal dari geyser, air panas yang melewati lapisan kerak bumi.
Sungai Kampar
Sungai Kampar terdapat di Desa Teluk Meranti. Desa ini berada di timur laut dari Pekanbaru, Riau. Sungai ini unik karena bisa dijadikan sebagai tempat selancar. Biasanya olahraga surfing atau selancar dilakukan di laut tapi para surfer juga bisa melakukannya di sungai Kampar. Pada waktu-waktu tertentu, timbul ombak besar di Sungai Kampar. Tinggi ombak bisa mencapai enam sampai tujuh meter. Penduduk lokal menyebut ombak besar di Sungai Kampar sebagai Bono.
Sungai Bawah Tanah Gua Pindul
Sungai ini terdapat di dalam gua pindul. Gua Pindul adalah salah satu gua dari serangkaian 7 gua dengan aliran sungai bawah tanah. Gua Pindul terletak di Dus. Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul. Keunikan sungai ini karena sungai ini berada di bawah tanah dan melalui gua yang gelap. Sungai bawah tanah ini memiliki panjang sekitar 300 m dan lebar 5 m.
Sabtu, 22 September 2012
Danau unik dan langka yang ada di Indonesia
Indonesia memiliki banyak danau yang indah. Beberapa di antaranya sangat unik dan sulit ditemukan danau yang seperti itu di tempat lain di dunia. Berikut beberapa danau unik dan langka yang ada di Indonesia:
Danau Kakaban
Danau Kakaban terletak di tengah Pulau Kakaban, Berau, Kalimantan Timur. Danau ini merupakan danau prasejarah dengan air laut yang terperangkap di dalamnya sejak 2 juta tahun silam. Danau Kakaban sangat unik karena merupakan danau air payau dengan biota yang mengalami evolusi selama puluhan ribu tahun sehingga memiliki sifat dan tampilan fisik yang berbeda dengan spesies sejenisnya di laut. Di dalam Danau Kakaban tersebut terdapat ratusan ubur-ubur yang tidak menyengat. Selain itu terdapat berbagai jenis hewan yang hanya terdapat di danau itu.
Danau Labuan Cermin
Danau Labuan Cermin, terletak di Desa Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Danau ini sangat unik karena merupakan campuran antara danau air tawar dan air asin. Danau ini di permukannya merupakan air tawar sementara di dasarnya terdapat aliran air asin. Anehnya, kedua jenis air ini tidak tercampur. Adanya dua jenis air di danau ini membuat kita bisa menemukan Ikan air tawar yang hidup di permukaan sedangkan di bagian bawahnya ada ikan-ikan yang sering di jumpai di laut. Danau ini diberi nama Labuan Cermin karena airnya jernih sekali sehingga kita bisa bercermin di atasnya.
Danau Kelimutu
Danau Kelimutu teletak di puncak Taman Nasional Kelimutu,Pulau Flores, Provinsi NTT. Danau Kelimutu ini terdiri dari 3 danau yang masing-masing punya warna yang berbeda-beda. Danau Kelimutu merupakan satu-satunya danau di dunia yang airnya dapat berubah sendiri warnanya setiap saat. Terkadang air danau Kelimutu berubah jadi cokelat, kehitaman, hingga kekuningan.
Danau Merah Pagaralam
Danau merah terletak di sekitar perbukitan Raje Mandare perbatasan antara Kota Pagaralam dan Kaur, Provinsi Bengkulu. Keunikan danau ini karena permukaan air berwarna merah seperti darah. Anehnya, meskipun dilihat dari permukaan berwarna merah, tapi ketika air diambil menggunakan tangan dan diangkat ke permukaan, justru warnanya bening seperti biasa.
Danau Satonda
Danau Satonda terletak di tengah pulau Satonda, Dompu, NTB. Danau ini mempunyai keunikan karena kadar garam air danau ini lebih tinggi daripada kadar garam air laut. Danau ini juga unik karena memiliki lingkungan yang menyerupai lautan purba ditandai dengan adanya stromatolit di Satonda. Stromalit merupakan bakteri yang hidup dalam lingkungan ekstrem yang muncul pada Zaman Kambrium. Danau satonda menjadi satu-satunya tempat di bumi ini yang sempurna bagi stromatolit ini untuk berkembang pada masa ini. (Indonesiatop.blogspot.com).
Danau Kakaban
Danau Kakaban terletak di tengah Pulau Kakaban, Berau, Kalimantan Timur. Danau ini merupakan danau prasejarah dengan air laut yang terperangkap di dalamnya sejak 2 juta tahun silam. Danau Kakaban sangat unik karena merupakan danau air payau dengan biota yang mengalami evolusi selama puluhan ribu tahun sehingga memiliki sifat dan tampilan fisik yang berbeda dengan spesies sejenisnya di laut. Di dalam Danau Kakaban tersebut terdapat ratusan ubur-ubur yang tidak menyengat. Selain itu terdapat berbagai jenis hewan yang hanya terdapat di danau itu.
Danau Labuan Cermin
Danau Labuan Cermin, terletak di Desa Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Danau ini sangat unik karena merupakan campuran antara danau air tawar dan air asin. Danau ini di permukannya merupakan air tawar sementara di dasarnya terdapat aliran air asin. Anehnya, kedua jenis air ini tidak tercampur. Adanya dua jenis air di danau ini membuat kita bisa menemukan Ikan air tawar yang hidup di permukaan sedangkan di bagian bawahnya ada ikan-ikan yang sering di jumpai di laut. Danau ini diberi nama Labuan Cermin karena airnya jernih sekali sehingga kita bisa bercermin di atasnya.
Danau Kelimutu
Danau Kelimutu teletak di puncak Taman Nasional Kelimutu,Pulau Flores, Provinsi NTT. Danau Kelimutu ini terdiri dari 3 danau yang masing-masing punya warna yang berbeda-beda. Danau Kelimutu merupakan satu-satunya danau di dunia yang airnya dapat berubah sendiri warnanya setiap saat. Terkadang air danau Kelimutu berubah jadi cokelat, kehitaman, hingga kekuningan.
Danau Merah Pagaralam
Danau merah terletak di sekitar perbukitan Raje Mandare perbatasan antara Kota Pagaralam dan Kaur, Provinsi Bengkulu. Keunikan danau ini karena permukaan air berwarna merah seperti darah. Anehnya, meskipun dilihat dari permukaan berwarna merah, tapi ketika air diambil menggunakan tangan dan diangkat ke permukaan, justru warnanya bening seperti biasa.
Danau Satonda
Danau Satonda terletak di tengah pulau Satonda, Dompu, NTB. Danau ini mempunyai keunikan karena kadar garam air danau ini lebih tinggi daripada kadar garam air laut. Danau ini juga unik karena memiliki lingkungan yang menyerupai lautan purba ditandai dengan adanya stromatolit di Satonda. Stromalit merupakan bakteri yang hidup dalam lingkungan ekstrem yang muncul pada Zaman Kambrium. Danau satonda menjadi satu-satunya tempat di bumi ini yang sempurna bagi stromatolit ini untuk berkembang pada masa ini. (Indonesiatop.blogspot.com).
Selasa, 28 Agustus 2012
Pohon-pohon asli Indonesia yang bernilai tinggi sejak zaman kuno
Sejak dahulu Indonesia memang dikenal sebagai pulau penghasil tanaman bernilai tinggi. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditas seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga, dan lain-lain yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Pohon-pohon ini telah mengundang bangsa asing untuk datang ke negeri kita.
Bangsa Eropa mencoba mencari daerah yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya yang tidak terdapat di belahan dunia manapun. Sebenarnya yang dicari oleh Christopher Colombus itu adalah Hindia atau Indonesia, dan bukan Amerika. Oleh karenanya, ketika Columbus bertemu penduduk asli setempat, ia langsung menyebutnya sebagai Indian. Yang dimaksud Columbus dengan India pada waktu itu bukanlah negeri India yang kita kenal sekarang, tapi adalah wilayahnya di selatan termasuk bagian daripada yang merupakan wilayah Indonesia sekarang. Indonesia waktu itu disebut Eropa dengan Hindia timur karenanya juga Belanda menamakan jajahannya di Nusantara dengan nama Hindia Belanda. Indonesia memang memiliki pohon-pohon bernilai tinggi sehingga banyak yang mencari asal darimana pohon-pohon tersebut berasal.
Berikut pohon-pohon asal Indonesia yang bernilai tinggi sejak zaman dulu:
Cengkeh
Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Semerbak harum cengkeh, telah membius banyak negara untuk menemukan sumbernya. Ketika itu di dunia, cengkeh hanya diketahui dapat tumbuh di pulau-pulau kecil di Maluku. Ternate adalah tanah asal cengkeh selain Tidore, Makian, Bacan, dan Moti. Dari kelima pulau ini pohon cengkeh menyebar. Gara-gara harumnya kuncup bunga ini, berbagai bangsa datang mencarinya sampai ke bumi Maluku Utara.
Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn/Eugenia aromaticum) adalah tangkai bunga kering beraroma yang berasal dari keluarga pohon Myrtaceae. Dalam bahasa Inggris, cengkeh biasa disebut dengan cloves. Bunga cengkeh merupakan tunas bunga yang berbentuk lonjong dengan panjang rata-rata 1,5-2 cm saat dipanen.
Cengkeh sejak dulu sudah menjadi bahan dagangan yang dicari oleh para pedagang India. Dalam kitab Raghuvamsa karangan Kalidasa yang menurut para ahli hidup sekitar tahun 400 M disebut Lavanga (cengkeh) yang berasal dari dvipantara. Wolter percaya bahwa yang dimaksud dengan dvipantara adalah Kep. Indonesia.
Dari Cina tercatat Dinasti Han, memanfaatkan keharuman cengkeh sebagai penyegar nafas. Pada abad ke-4, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk mengunyah cengkeh agar nafasnya harum. Semua yang hendak bertemu dan berinteraksi dengan Kaisar Cina diharuskan mengulum atau mengunyah cengkeh untuk menghindarkan kaisar dari bau nafas tak segar.
Selain oleh bangsa Cina, cengkih telah lama digandrungi orang-orang Mesopotamia. Dari penemuan arkeologi peradaban Sumeria (peradaban purba di selatan Mesopotamia, tenggara Irak) diketahui cengkeh sangat populer di Syria pada 2400 SM. Ini bukti yang sangat kuat bahwa perdagangan rempah-rempah dari kepulauan Maluku sudah ada sejak zaman purba. Catatan mengenai popularitas cengkeh dari Maluku dikemukakan arkeolog Giorgio Buccellati. Dari rumah seorang pedagang di Terqa, Efrat Tengah pada 1700 SM, ia menemukan wadah berisi cengkeh.
Pada masa lalu, harga cengkeh cukup mahal. Cengkeh sangatlah mahal pada zaman Romawi. Cengkeh jadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada abad pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang paling populer dan mahal di Eropa, melebihi harga emas. Pada akhir abad ke 15, orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu, harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 gram emas. Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke 17. Dengan susah payah, orang Perancis berhasil membudidayakan pohon Cengkeh di Mauritius pada tahun 1770. Cengkeh lalu dibudidayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar. Pada abad ke 17 dan ke 18 di Inggris, harga cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor.
Cengkeh banyak digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Minyak esensial dari cengkeh juga mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Rempah-rempah ini telah menjadi barang berharga yang dapat digunakan untuk aneka keperluan mulai dari perasa makanan, minuman, obat-obatan, dan rokok.
Pala
The island can be smelled before it can be seen, demikian ungkap Giles Milton mengawali bukunya Nathaniels Nutmeg. Ungkapan itu kurang-lebih bermakna; kepulauan Banda dapat tercium wanginya sebelum pulaunya terlihat. Maka terbayangkan betapa luar biasa Banda dengan Pala-nya saat itu. Dalam perdagangan internasional, pala Indonesia dikenal dengan nama ”Banda nutmeg”. Pala merupakan tanaman buah asli Indonesia, khususnya Banda dan pulau-pulau Maluku lainnya. Tanaman ini kemudian tersebar di Pulau Jawa. Sejak itu, pembudidayaan pala terus meluas sampai Sumatera. Pala kini tidak lagi "monopoli" orang Banda Naira. Sekarang sudah ada pala Grenada, yang menjadikan pala sebagai salah satu ekspor andalan mereka.
Pala, yang dalam bahasa latin disebut Myristica Fragrant Houtt atau di Cina dikenal Loahau, sementara di India disebut Jadikeir. Buahnya bulat sampai lonjong, berwarna hijau kekuning-kuningan. Daging buahnya/ pericarp tebal dan rasanya asam.
Dalam sejarah, Eropa baru mengenal pala pada abad ke-11 melalui para saudagar Arab, meskipun ada dugaan, pala telah dikenal masyarakat Mesir kuno yang digunakan untuk mengawetkan mummi.
Menurut catatan Fransisco de Alburquerque, seorang saudagar Portugis, Cina sejak kurang lebih 600 tahun telah berdagang dan menetap di Banda Naira jauh sebelum mereka, dan bangsa Arab. Bukti lain yang mendukung, adanya peta jalur perdagangan kuno yang membentang dari daratan Cina hingga ke Banda Naira, yang dikenal dengan silk route atau "jalur sutra".
Bangsa-bangsa dari benua Eropa pada abad pertengahan datang ke Indonesia untuk mendapatkan Pala. Harga biji dan bunga pala saat itu lebih mahal dari harga emas. Pentingnya Pala membuat Belanda sampai menukar Pulau Run di kepulauan Banda, Maluku dengan Pulau Manhattan (New Amsterdam) di Amerika Serikat. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1667 dalam perjanjian Treaty of Breda. Inggris dan Belanda menandatangani Perjanjian Breda (Treaty of Breda). Belanda memilih menyerahkan Manhattan kepada Inggris dan menukarnya dengan pulau Run. Bagi Belanda ketika itu, Pulau Run lebih penting dibandingkan dengan Manhattan hanya untuk buah pala.
Buah ini digunakan pada masakan daging di negara-negara seperti; Arab, Iran, dan utara India. Di India, masakan seperti masala adalah mengandung pala, demikian pula ras el hanout dari Moroko, dan galat dagga dari Tunisia, serta baharat dari Arab Saudi.
Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan kosmetik. Dalam hal ini, kulit batang dan daun pala, serta Fuli. Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti anyaman pala, atau disebut "bunga pala".
Adapun biji pala jarang dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempah-rempah. Padahal biji pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Juga sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntah-muntah dan lain-lain.
Gaharu
“Sudah gaharu cendana pula”, itulah ungkapan sejak ratusan tahun yang lalu. Dari ungkapan tersebut dapat diketahui bahwa garahu dan cendana sudah dikenal sejak lama dan memiliki nilai tinggi. Kedua jenis kayu tersebut melambangkan kemakmuran.
Gaharu (Aquilaria spp.) merupakan komoditas langka dan spesies asli Indonesia. Gaharu berarti harum yang berasal dari bahasa Melayu, atau dari Bahasa Sansekerta ‘aguru’, berarti ‘kayu berat (tenggelam)’. Gaharu adalah bahan parfum yang diperoleh dari hasil ekstraksi resin dan kayunya. Dilihat dari wujud dan manfaatnya, gaharu memang sangat unik. Gaharu sebenarnya sebuah produk yang berbentuk gumpalan padat berwarna coklat kehitaman sampai hitam dan berbau harum yang terdapat pada bagian kayu atau akar tanaman pohon induk (misalnya: Aquilaria M.) yang telah mengalami proses perubahan fisika dan kimia akibat terinfeksi oleh sejenis jamur. Oleh sebab itu tidak semua pohon penghasil gaharu mengandung gaharu. Gaharu sebenarnya adalah hasil persenyawaan enzim jamur tertentu yang menginfeksi kayu/pohon gaharu . Persenyawaan itu menghasilkan damar wangi yang kemudian dikenal sebagai gaharu.
Gaharu sudah dikenal sebagai komoditas penting, semenjak jaman Mesir Kuno. Mumi mesir, selain diberi rempah-rempah (kayumanis, cengkeh), juga diberi cendana dan gaharu. Di pasar internasional, gaharu diperdagangkan dalam bentuk kayu, serbuk, dan minyak.
Gaharu sudah dikenal sebagai komoditas termahal dan konsumsi raja-raja semenjak kerajaan kuno Mesir, Babilonia, Mesopotamia, Romawi, dan Yunani. Mumi-mumi di Mesir, selain diolesi kayu manis dan cengkeh, juga diberi minyak mur, minyak cendana, dan minyak gaharu.
Sejarah telah membuktikan bahwa keharuman gaharu telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu. Sejak zaman dahulu, gaharu menjadi komoditas perdagangan dari kepulauan nusantara antara lain ke India, Persia, Jazirah Arab, dan Afrika Timur.
Gaharu sejak zaman dahulu kala sudah digunakan, baik oleh kalangan bangsawan (kerajaan) hingga masyarakat suku pedalaman di pulau Sumatera dan pulau Kalimantan. Gaharu adalah bahan aromatik termahal di dunia. Gaharu adalah bahan parfum, kosmetik dan obat-obatan (farmasi).
Indonesia merupakan negara produsen gaharu terbesar di dunia dengan kualitas terbaik. Manfaat gaharu antara lain getahnya untuk bahan pembuatan hio dan dupa serta industri kosmetik, sedangkan pohonnya berguna untuk konservasi lingkungan karena secara baik mampu menyerap air. Gaharu merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat di negara-negara Timur Tengah yang digunakan sebagai dupa untuk ritual keagamaan. Masyarakat di Asia Timur juga menggunakannya sebagai hio. Minyak gaharu merupakan bahan baku yang sangat mahal dan terkenal untuk industri kosmetika seperti parfum, sabun, lotions, pembersih muka serta obat-obatan seperti obat hepatitis, liver, antialergi, obat batuk, penenang sakit perut, rhematik, malaria, asma, TBC, kanker, tonikum, dan aroma terapi.
Kapur barus
Pada al-Qur’an surat al-Insan (76) ayat ke 5 menyebutkan: “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan akan meminum dari gelas, minuman yang dicampur kafur”. ( AlQuran 76:5). Kafur yang dimaksud ayat itu menurut beberapa pendapat adalah kapur barus. Dari konteks ayat tersebut jelas bahwa kafur merupakan sesuatu yang mewah dan istimewa.
Keberadaan kafur ini telah dicatat oleh Ptolemy, geograf Yunani yang dinyatakan berasal dari Barus (Barousai). Barus ini merupakan sebuah daerah di sekitar utara Sumatera. Sebuah peta kuno yang dibuat Claudius Ptolemos, dari Yunani pada abad ke-2 Masehi ini, bahwa di pesisir sumatera telah terdapat sebuah Bandar niaga bernama Baraosai yang menghasilkan wewangian dan kapur barus.
Nama Ilmiah dari Kapur Barus yaitu Cinnamomum camphora. Kapur barus disebut juga dengan kamfer (atau camphor dalam bahasa Inggris). Tanaman ini adalah pohon besar, tinggi hingga 65 m atau bahkan 75 m, ditemukan di hutan campuran pada tanah yang dalam humat berpasir kuning. Tanaman ini adalah kayu keras berat. Kamfer tersebut diambil dari bagian tengah pohon kapur. Kamfer dahulu kala dibuat dari potongan kayu batang pohon Cinnamomum camphora. Dimana potongan-potongan kecil kayu ini direbus dan melalui proses penyulingan dan penghabluran diperoleh kristal kamfer sebagai bahan baku untuk diproses di pabrik.
Kapur barus inilah salah satu hal yang menarik para pedagang Cina, India, Parsi, Arab, Turki, dan Eropa datang ke Barus. Sedemikian tersohornya kota Barus sebagai penghasil bahan baku kamfer sejak abad ke 9, hingga semua saudagar dari seluruh penjuru dunia berlayar ke Barus untuk membeli kayu penghasil kamfer ini.
Sejak abad ke-4 sampai abad ke-10 Masehi atau sesudahnya, kapur barus atau kamper merupakan barang komoditas di sebagian besar dunia, dari Cina sampai kawasan Laut Tengah (meliputi Indocina, Asia Tenggara, India, Persia, Timur Tengah, bahkan Afrika). Sumber tertua yang menyebutkan kamper adalah catatan seorang pedagang Cina awal abad ke-4 Masehi, yang menelusuri Jalur Sutra. Di Barat, catatan tertua tentang kamper berasal dari tulisan seorang dokter Yunani yang tinggal di Mesopotamia, bernama Actius (502-578). Sementara itu, kronik Dinasti Liang (502-557) di Cina mengaitkan kamper dengan sebuah daerah yang nanti dikenal dengan Barus.
Mesir diketahui telah mengimpor sejumlah komoditi dari selatan, di antaranya kapur Barus dari kota Barus di pesisir timur Sumatera. Kapur Barus yang diolah dari kayu kamfer telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5. 000 tahun sebelum masehi.
Pada zaman dulu, Kapur Barus sudah menjadi barang yang sangat penting sehingga Banyak orang Eropa dan Timur Tengah berdatangan ke Barus. Menurut Marco Polo, harga kapur barus semahal emas dengan berat yang sama.
Tapi sayang dewasa ini kapur barus diproduksi tidak lagi memakai bahan baku kayu pohon kamfer, tetapi dibuat secara sintesis dari minyak terpentin. Kapur atau kamfer dari Barus berbeda dengan kapur barus yang digunakan masyarakat modern untuk membasmi serangga atau rayap. Kamfer dari Barus penting untuk farmasi atau pengobatan kuno, pembalseman mummi (mummy), obat dan wewangian.
Cendana
Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental (1514) menulis bahwa para pedagang sering mengatakan "Tuhan menciptakan Maluku untuk cengkeh, Banda untuk pala, dan Timor untuk kayu cendana".
Cendana (Santalum album L.) adalah tanaman khas yang tumbuh di Pulau Timor dan Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur. Konon karena pohon cendana inilah pulau Sumba kemudian mendapatkan julukan sebagai Sandalwood Island.
Sejarah membuktikan, bahwa cendana telah diperjualbelikan sejak abad ke-3. Waktu itu banyak kapal dagang yang datang ke Pulau Timor dan Pulau Sumba, kemudian diangkut ke pelabuhan transito di wilayah Indonesia bagian barat (Sriwijaya) untuk selanjutnya diteruskan ke India. Hal tersebut menarik perhatian bangsa-bangsa lain, hingga pada abad ke-15 datanglah bangsa Eropa (Portugis, Belanda) ke Pulau Timor untuk melakukan transaksi cendana. Sejak itu perdagangan cendana semakin marak, di Pulau Timor terdapat 12 pelabuhan yang ramai dikunjungi kapal dagang mancanegara. Banyak pedagang dari wilayah Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau Timor.
Oemerling dalam bukunya The Timor Problem menuliskan bahwa penyelidikan sumber-sumber Cina yang kuat menyatakan bahwa Timor sudah menghasilkan kayu cendana untuk pasaran Asia ratusan tahun sebelum Vasco da Gama berlayar mengelilingi Tanjung Pengharapan Baik. Inspektur Cina Chau Yu Kua pada tahun 1225 telah menulis bahwa Timor kaya dengan kayu cendana dan telah melakukan hubungan perdagangan dengan Jawa.
Schrieke (1925) menegaskan bahwa paling lambat tahun 1400, atau mungkin sudah sejak sebelumnya, Timor telah dikunjungi oleh para pedagang dari pelabuhan-pelabuhan Jawa secara teratur. Para pedagang Islam dari India sejak tahun 1400 telah berdiam di kota pelabuhan jawa bagian Timur sehingga mereka juga telah mengadakan kontak perdagangan cendana dengan Timor. Minyak cendana sudah termasyur di Asia Timur sejak dahulu kala karena kasiatnya.
Sejak jaman kuno cendana telah dipergunakan oleh orang Hindu dan Cina sebagai dupa dalam rangka upacara keagamaan dan kematian. Di samping itu orang Hindu menggunakan tepung cendana sebagai bedak pelabur kulit untuk membedakan kasta Brahmana dan kasta lainnya. Kayu cendana juga dimanfaatkan untuk patung, bahan kerajinan dan perkakas rumah tangga. Dalam pembakaran mayat orang Hindu kadang-kadang digunakan pula kayu cendana. Minyak cendana yang wangi baunya digunakan sebagai bahan pengobatan dan campuran minyak wangi (parfum).
Greshoof (1894-1909) menuliskan bahwa para tabib Arab sudah mengenal minyak cendana sejak tahun 1000 Masehi. Cendana dikenal sebagai barang mewah di Eropa khususnya perusaha farmasinya. India sejak perang dunia pertama memasarkan minyak cendana ke Eropa dan lebih mengambil keuntungan besar dari Timor karena Timor saja yang menghasilkan kayu cendana - (Risseuw 1950). Selain pelabuhan Fatumean / Batumean (Tun Am - Amanatun), juga ada pelabuhan dagang yang ramai dikunjungi seperti Kamanasa, Mena, Sorbian, Samoro, Ade (Timor, Ende et Solor par Godinho en 1611).
Sebenarnya masih banyak tanaman Indonesia yang bernilai tinggi selain dari yang disebutkan di atas. Jika semua itu kita kembangkan bukan tidak mungkin hasil alam Indonesia itu akan dapat membuat rakyat di Indonesia lebih sejahtera.
Bangsa Eropa mencoba mencari daerah yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya yang tidak terdapat di belahan dunia manapun. Sebenarnya yang dicari oleh Christopher Colombus itu adalah Hindia atau Indonesia, dan bukan Amerika. Oleh karenanya, ketika Columbus bertemu penduduk asli setempat, ia langsung menyebutnya sebagai Indian. Yang dimaksud Columbus dengan India pada waktu itu bukanlah negeri India yang kita kenal sekarang, tapi adalah wilayahnya di selatan termasuk bagian daripada yang merupakan wilayah Indonesia sekarang. Indonesia waktu itu disebut Eropa dengan Hindia timur karenanya juga Belanda menamakan jajahannya di Nusantara dengan nama Hindia Belanda. Indonesia memang memiliki pohon-pohon bernilai tinggi sehingga banyak yang mencari asal darimana pohon-pohon tersebut berasal.
Berikut pohon-pohon asal Indonesia yang bernilai tinggi sejak zaman dulu:
Cengkeh
Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Semerbak harum cengkeh, telah membius banyak negara untuk menemukan sumbernya. Ketika itu di dunia, cengkeh hanya diketahui dapat tumbuh di pulau-pulau kecil di Maluku. Ternate adalah tanah asal cengkeh selain Tidore, Makian, Bacan, dan Moti. Dari kelima pulau ini pohon cengkeh menyebar. Gara-gara harumnya kuncup bunga ini, berbagai bangsa datang mencarinya sampai ke bumi Maluku Utara.
Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn/Eugenia aromaticum) adalah tangkai bunga kering beraroma yang berasal dari keluarga pohon Myrtaceae. Dalam bahasa Inggris, cengkeh biasa disebut dengan cloves. Bunga cengkeh merupakan tunas bunga yang berbentuk lonjong dengan panjang rata-rata 1,5-2 cm saat dipanen.
Cengkeh sejak dulu sudah menjadi bahan dagangan yang dicari oleh para pedagang India. Dalam kitab Raghuvamsa karangan Kalidasa yang menurut para ahli hidup sekitar tahun 400 M disebut Lavanga (cengkeh) yang berasal dari dvipantara. Wolter percaya bahwa yang dimaksud dengan dvipantara adalah Kep. Indonesia.
Dari Cina tercatat Dinasti Han, memanfaatkan keharuman cengkeh sebagai penyegar nafas. Pada abad ke-4, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk mengunyah cengkeh agar nafasnya harum. Semua yang hendak bertemu dan berinteraksi dengan Kaisar Cina diharuskan mengulum atau mengunyah cengkeh untuk menghindarkan kaisar dari bau nafas tak segar.
Selain oleh bangsa Cina, cengkih telah lama digandrungi orang-orang Mesopotamia. Dari penemuan arkeologi peradaban Sumeria (peradaban purba di selatan Mesopotamia, tenggara Irak) diketahui cengkeh sangat populer di Syria pada 2400 SM. Ini bukti yang sangat kuat bahwa perdagangan rempah-rempah dari kepulauan Maluku sudah ada sejak zaman purba. Catatan mengenai popularitas cengkeh dari Maluku dikemukakan arkeolog Giorgio Buccellati. Dari rumah seorang pedagang di Terqa, Efrat Tengah pada 1700 SM, ia menemukan wadah berisi cengkeh.
Pada masa lalu, harga cengkeh cukup mahal. Cengkeh sangatlah mahal pada zaman Romawi. Cengkeh jadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada abad pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang paling populer dan mahal di Eropa, melebihi harga emas. Pada akhir abad ke 15, orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu, harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 gram emas. Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke 17. Dengan susah payah, orang Perancis berhasil membudidayakan pohon Cengkeh di Mauritius pada tahun 1770. Cengkeh lalu dibudidayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar. Pada abad ke 17 dan ke 18 di Inggris, harga cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor.
Cengkeh banyak digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Minyak esensial dari cengkeh juga mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Rempah-rempah ini telah menjadi barang berharga yang dapat digunakan untuk aneka keperluan mulai dari perasa makanan, minuman, obat-obatan, dan rokok.
Pala
The island can be smelled before it can be seen, demikian ungkap Giles Milton mengawali bukunya Nathaniels Nutmeg. Ungkapan itu kurang-lebih bermakna; kepulauan Banda dapat tercium wanginya sebelum pulaunya terlihat. Maka terbayangkan betapa luar biasa Banda dengan Pala-nya saat itu. Dalam perdagangan internasional, pala Indonesia dikenal dengan nama ”Banda nutmeg”. Pala merupakan tanaman buah asli Indonesia, khususnya Banda dan pulau-pulau Maluku lainnya. Tanaman ini kemudian tersebar di Pulau Jawa. Sejak itu, pembudidayaan pala terus meluas sampai Sumatera. Pala kini tidak lagi "monopoli" orang Banda Naira. Sekarang sudah ada pala Grenada, yang menjadikan pala sebagai salah satu ekspor andalan mereka.
Pala, yang dalam bahasa latin disebut Myristica Fragrant Houtt atau di Cina dikenal Loahau, sementara di India disebut Jadikeir. Buahnya bulat sampai lonjong, berwarna hijau kekuning-kuningan. Daging buahnya/ pericarp tebal dan rasanya asam.
Dalam sejarah, Eropa baru mengenal pala pada abad ke-11 melalui para saudagar Arab, meskipun ada dugaan, pala telah dikenal masyarakat Mesir kuno yang digunakan untuk mengawetkan mummi.
Menurut catatan Fransisco de Alburquerque, seorang saudagar Portugis, Cina sejak kurang lebih 600 tahun telah berdagang dan menetap di Banda Naira jauh sebelum mereka, dan bangsa Arab. Bukti lain yang mendukung, adanya peta jalur perdagangan kuno yang membentang dari daratan Cina hingga ke Banda Naira, yang dikenal dengan silk route atau "jalur sutra".
Bangsa-bangsa dari benua Eropa pada abad pertengahan datang ke Indonesia untuk mendapatkan Pala. Harga biji dan bunga pala saat itu lebih mahal dari harga emas. Pentingnya Pala membuat Belanda sampai menukar Pulau Run di kepulauan Banda, Maluku dengan Pulau Manhattan (New Amsterdam) di Amerika Serikat. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1667 dalam perjanjian Treaty of Breda. Inggris dan Belanda menandatangani Perjanjian Breda (Treaty of Breda). Belanda memilih menyerahkan Manhattan kepada Inggris dan menukarnya dengan pulau Run. Bagi Belanda ketika itu, Pulau Run lebih penting dibandingkan dengan Manhattan hanya untuk buah pala.
Buah ini digunakan pada masakan daging di negara-negara seperti; Arab, Iran, dan utara India. Di India, masakan seperti masala adalah mengandung pala, demikian pula ras el hanout dari Moroko, dan galat dagga dari Tunisia, serta baharat dari Arab Saudi.
Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan kosmetik. Dalam hal ini, kulit batang dan daun pala, serta Fuli. Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti anyaman pala, atau disebut "bunga pala".
Adapun biji pala jarang dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempah-rempah. Padahal biji pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Juga sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntah-muntah dan lain-lain.
Gaharu
“Sudah gaharu cendana pula”, itulah ungkapan sejak ratusan tahun yang lalu. Dari ungkapan tersebut dapat diketahui bahwa garahu dan cendana sudah dikenal sejak lama dan memiliki nilai tinggi. Kedua jenis kayu tersebut melambangkan kemakmuran.
Gaharu (Aquilaria spp.) merupakan komoditas langka dan spesies asli Indonesia. Gaharu berarti harum yang berasal dari bahasa Melayu, atau dari Bahasa Sansekerta ‘aguru’, berarti ‘kayu berat (tenggelam)’. Gaharu adalah bahan parfum yang diperoleh dari hasil ekstraksi resin dan kayunya. Dilihat dari wujud dan manfaatnya, gaharu memang sangat unik. Gaharu sebenarnya sebuah produk yang berbentuk gumpalan padat berwarna coklat kehitaman sampai hitam dan berbau harum yang terdapat pada bagian kayu atau akar tanaman pohon induk (misalnya: Aquilaria M.) yang telah mengalami proses perubahan fisika dan kimia akibat terinfeksi oleh sejenis jamur. Oleh sebab itu tidak semua pohon penghasil gaharu mengandung gaharu. Gaharu sebenarnya adalah hasil persenyawaan enzim jamur tertentu yang menginfeksi kayu/pohon gaharu . Persenyawaan itu menghasilkan damar wangi yang kemudian dikenal sebagai gaharu.
Gaharu sudah dikenal sebagai komoditas penting, semenjak jaman Mesir Kuno. Mumi mesir, selain diberi rempah-rempah (kayumanis, cengkeh), juga diberi cendana dan gaharu. Di pasar internasional, gaharu diperdagangkan dalam bentuk kayu, serbuk, dan minyak.
Gaharu sudah dikenal sebagai komoditas termahal dan konsumsi raja-raja semenjak kerajaan kuno Mesir, Babilonia, Mesopotamia, Romawi, dan Yunani. Mumi-mumi di Mesir, selain diolesi kayu manis dan cengkeh, juga diberi minyak mur, minyak cendana, dan minyak gaharu.
Sejarah telah membuktikan bahwa keharuman gaharu telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu. Sejak zaman dahulu, gaharu menjadi komoditas perdagangan dari kepulauan nusantara antara lain ke India, Persia, Jazirah Arab, dan Afrika Timur.
Gaharu sejak zaman dahulu kala sudah digunakan, baik oleh kalangan bangsawan (kerajaan) hingga masyarakat suku pedalaman di pulau Sumatera dan pulau Kalimantan. Gaharu adalah bahan aromatik termahal di dunia. Gaharu adalah bahan parfum, kosmetik dan obat-obatan (farmasi).
Indonesia merupakan negara produsen gaharu terbesar di dunia dengan kualitas terbaik. Manfaat gaharu antara lain getahnya untuk bahan pembuatan hio dan dupa serta industri kosmetik, sedangkan pohonnya berguna untuk konservasi lingkungan karena secara baik mampu menyerap air. Gaharu merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat di negara-negara Timur Tengah yang digunakan sebagai dupa untuk ritual keagamaan. Masyarakat di Asia Timur juga menggunakannya sebagai hio. Minyak gaharu merupakan bahan baku yang sangat mahal dan terkenal untuk industri kosmetika seperti parfum, sabun, lotions, pembersih muka serta obat-obatan seperti obat hepatitis, liver, antialergi, obat batuk, penenang sakit perut, rhematik, malaria, asma, TBC, kanker, tonikum, dan aroma terapi.
Kapur barus
Pada al-Qur’an surat al-Insan (76) ayat ke 5 menyebutkan: “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan akan meminum dari gelas, minuman yang dicampur kafur”. ( AlQuran 76:5). Kafur yang dimaksud ayat itu menurut beberapa pendapat adalah kapur barus. Dari konteks ayat tersebut jelas bahwa kafur merupakan sesuatu yang mewah dan istimewa.
Keberadaan kafur ini telah dicatat oleh Ptolemy, geograf Yunani yang dinyatakan berasal dari Barus (Barousai). Barus ini merupakan sebuah daerah di sekitar utara Sumatera. Sebuah peta kuno yang dibuat Claudius Ptolemos, dari Yunani pada abad ke-2 Masehi ini, bahwa di pesisir sumatera telah terdapat sebuah Bandar niaga bernama Baraosai yang menghasilkan wewangian dan kapur barus.
Nama Ilmiah dari Kapur Barus yaitu Cinnamomum camphora. Kapur barus disebut juga dengan kamfer (atau camphor dalam bahasa Inggris). Tanaman ini adalah pohon besar, tinggi hingga 65 m atau bahkan 75 m, ditemukan di hutan campuran pada tanah yang dalam humat berpasir kuning. Tanaman ini adalah kayu keras berat. Kamfer tersebut diambil dari bagian tengah pohon kapur. Kamfer dahulu kala dibuat dari potongan kayu batang pohon Cinnamomum camphora. Dimana potongan-potongan kecil kayu ini direbus dan melalui proses penyulingan dan penghabluran diperoleh kristal kamfer sebagai bahan baku untuk diproses di pabrik.
Kapur barus inilah salah satu hal yang menarik para pedagang Cina, India, Parsi, Arab, Turki, dan Eropa datang ke Barus. Sedemikian tersohornya kota Barus sebagai penghasil bahan baku kamfer sejak abad ke 9, hingga semua saudagar dari seluruh penjuru dunia berlayar ke Barus untuk membeli kayu penghasil kamfer ini.
Sejak abad ke-4 sampai abad ke-10 Masehi atau sesudahnya, kapur barus atau kamper merupakan barang komoditas di sebagian besar dunia, dari Cina sampai kawasan Laut Tengah (meliputi Indocina, Asia Tenggara, India, Persia, Timur Tengah, bahkan Afrika). Sumber tertua yang menyebutkan kamper adalah catatan seorang pedagang Cina awal abad ke-4 Masehi, yang menelusuri Jalur Sutra. Di Barat, catatan tertua tentang kamper berasal dari tulisan seorang dokter Yunani yang tinggal di Mesopotamia, bernama Actius (502-578). Sementara itu, kronik Dinasti Liang (502-557) di Cina mengaitkan kamper dengan sebuah daerah yang nanti dikenal dengan Barus.
Mesir diketahui telah mengimpor sejumlah komoditi dari selatan, di antaranya kapur Barus dari kota Barus di pesisir timur Sumatera. Kapur Barus yang diolah dari kayu kamfer telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5. 000 tahun sebelum masehi.
Pada zaman dulu, Kapur Barus sudah menjadi barang yang sangat penting sehingga Banyak orang Eropa dan Timur Tengah berdatangan ke Barus. Menurut Marco Polo, harga kapur barus semahal emas dengan berat yang sama.
Tapi sayang dewasa ini kapur barus diproduksi tidak lagi memakai bahan baku kayu pohon kamfer, tetapi dibuat secara sintesis dari minyak terpentin. Kapur atau kamfer dari Barus berbeda dengan kapur barus yang digunakan masyarakat modern untuk membasmi serangga atau rayap. Kamfer dari Barus penting untuk farmasi atau pengobatan kuno, pembalseman mummi (mummy), obat dan wewangian.
Cendana
Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental (1514) menulis bahwa para pedagang sering mengatakan "Tuhan menciptakan Maluku untuk cengkeh, Banda untuk pala, dan Timor untuk kayu cendana".
Cendana (Santalum album L.) adalah tanaman khas yang tumbuh di Pulau Timor dan Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur. Konon karena pohon cendana inilah pulau Sumba kemudian mendapatkan julukan sebagai Sandalwood Island.
Sejarah membuktikan, bahwa cendana telah diperjualbelikan sejak abad ke-3. Waktu itu banyak kapal dagang yang datang ke Pulau Timor dan Pulau Sumba, kemudian diangkut ke pelabuhan transito di wilayah Indonesia bagian barat (Sriwijaya) untuk selanjutnya diteruskan ke India. Hal tersebut menarik perhatian bangsa-bangsa lain, hingga pada abad ke-15 datanglah bangsa Eropa (Portugis, Belanda) ke Pulau Timor untuk melakukan transaksi cendana. Sejak itu perdagangan cendana semakin marak, di Pulau Timor terdapat 12 pelabuhan yang ramai dikunjungi kapal dagang mancanegara. Banyak pedagang dari wilayah Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau Timor.
Oemerling dalam bukunya The Timor Problem menuliskan bahwa penyelidikan sumber-sumber Cina yang kuat menyatakan bahwa Timor sudah menghasilkan kayu cendana untuk pasaran Asia ratusan tahun sebelum Vasco da Gama berlayar mengelilingi Tanjung Pengharapan Baik. Inspektur Cina Chau Yu Kua pada tahun 1225 telah menulis bahwa Timor kaya dengan kayu cendana dan telah melakukan hubungan perdagangan dengan Jawa.
Schrieke (1925) menegaskan bahwa paling lambat tahun 1400, atau mungkin sudah sejak sebelumnya, Timor telah dikunjungi oleh para pedagang dari pelabuhan-pelabuhan Jawa secara teratur. Para pedagang Islam dari India sejak tahun 1400 telah berdiam di kota pelabuhan jawa bagian Timur sehingga mereka juga telah mengadakan kontak perdagangan cendana dengan Timor. Minyak cendana sudah termasyur di Asia Timur sejak dahulu kala karena kasiatnya.
Sejak jaman kuno cendana telah dipergunakan oleh orang Hindu dan Cina sebagai dupa dalam rangka upacara keagamaan dan kematian. Di samping itu orang Hindu menggunakan tepung cendana sebagai bedak pelabur kulit untuk membedakan kasta Brahmana dan kasta lainnya. Kayu cendana juga dimanfaatkan untuk patung, bahan kerajinan dan perkakas rumah tangga. Dalam pembakaran mayat orang Hindu kadang-kadang digunakan pula kayu cendana. Minyak cendana yang wangi baunya digunakan sebagai bahan pengobatan dan campuran minyak wangi (parfum).
Greshoof (1894-1909) menuliskan bahwa para tabib Arab sudah mengenal minyak cendana sejak tahun 1000 Masehi. Cendana dikenal sebagai barang mewah di Eropa khususnya perusaha farmasinya. India sejak perang dunia pertama memasarkan minyak cendana ke Eropa dan lebih mengambil keuntungan besar dari Timor karena Timor saja yang menghasilkan kayu cendana - (Risseuw 1950). Selain pelabuhan Fatumean / Batumean (Tun Am - Amanatun), juga ada pelabuhan dagang yang ramai dikunjungi seperti Kamanasa, Mena, Sorbian, Samoro, Ade (Timor, Ende et Solor par Godinho en 1611).
Sebenarnya masih banyak tanaman Indonesia yang bernilai tinggi selain dari yang disebutkan di atas. Jika semua itu kita kembangkan bukan tidak mungkin hasil alam Indonesia itu akan dapat membuat rakyat di Indonesia lebih sejahtera.
Kamis, 02 Agustus 2012
Mesjid-mesjid ajaib yang ada di Indonesia
Pada bulan Ramadhan ini Indonesiatop.blogspot.com akan menulis tentang mesjid-mesjid yang memiliki arsitektur lain dari biasanya. Indonesia memiliki banyak mesjid yang unik dan beberapa memiliki arsitektur yang bisa dibilang ajaib.
Berikut mesjid-mesjid dengan arsitektur ajaib di Indonesia
Masjid Apung Al-Munawarah Ternate
Masjid Raya Al-Munawarah Ternate terletak di Ternate Maluku Utara. Mesjid ini jika dipandang dari arah laut ke daratan terlihat seperti terapung di atas lautan sehingga mesjid ini juga disebut dengan Masjid Apung. Sebenarnya masjid ini tidak benar-benar terapung. Masjid ini memiliki empat menara dimana dua diantara menara tersebut dibangun di atas air. Kedua menara tersebut disangga oleh fondasi yang tertanam ke dasar laut. Mesjid ini sangat indah dipandang mata.
Masjid bentuk kubus, Masjid Al Irsyad
Mesjid Al Irsyad terletak di kota Mandiri Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung. Mesjid ini begitu tampak luar biasa. Masjid yang dirancang oleh Ridwan Kamil ini didesain mirip Ka’bah. Dinding masjid ini detailnya dibentuk tulisan kaligrafi dengan kalimat As-Syahadah. Mesjid ini terlihat ajaib terutama jika malam datang, cahaya terang memancar dari dalam masjid dan membuat tulisan kalimat As-Syahadah itu jelas terlihat dengan indahnya. Uniknya lagi, tempat di bagian depan, tempat imam memimpin shalat (mihrab) tidak ada dinding, namun pemandangan lepas ke luar sehingga cahaya matahari bisa masuk.
Masjid Tiban Turen
Masjid Tiban Turen merupakan mesjid yang terdapat di Pondok Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah di Malang, Jawa Timur. Kyai Ahmad merupakan perintis Pondok Pesantren sejak 1963 sekaligus arsitek dari bangunan megah ini. Hampir seluruh bagian masjid penuh dengan ukiran dan kaligrafi cantik. Masyarakat sekitar ada yang bilang bahwa ini memang masjid ajaib karena itu disebut dengan sebutan "masjid tiban" alias masjid yang "tiba-tiba ada". Masjid ini sebenarnya merupakan bagian kompleks pondok pesantren yang dibangun oleh santri dan jamaah. Arsitektur mesjid ini begitu mengagumkan mirip seperti bangunan kerajaan di negeri dongeng.
Mesjid dalam Perut Bumi, Masjid Aschabul Kahfi Perut Bumi Al Maghribi
Masjid Aschabul Kahfi Perut Bumi Al Maghribi terletak di Tuban, Jawa Timur. Awalnya, Masjid Aschabul Kahfi merupakan gua alami yang berbatu dan tandus tak terawat. Kemudian KH Shubhan memiliki ide kreatif untuk mengalihfungsikan gua tersebut sebagai tempat ibadah. Masjid ini hanya terlihat bagian gerbangnya saja dari luar, bangunan lainnya berada di dalam perut bumi layaknya sebuah gua.
Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri
Masjid Dian Al Mahri terletak di Depok, Jawa Barat. Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh pasangan Hj. Dian Juriah M. Alrasjid dan Drs. H. Maimun Alrasjid, dengan arsitek Uke G. Setiawan. Mesjid ini mempunyai kubah yang luar biasa karena berlapis emas 24 karat setebal 1 - 2 milimeter. Di dalam mesjid langit-langit kubah berganti warna di tiap waktu shalat yang diatur oleh teknologi yang diprogram dengan menggunakan komputer. Mesjid Kubah emas ini sangat indah dan membuat kagum bagi siapa saja yang melihatnya.
Berikut mesjid-mesjid dengan arsitektur ajaib di Indonesia
Masjid Apung Al-Munawarah Ternate
Masjid Raya Al-Munawarah Ternate terletak di Ternate Maluku Utara. Mesjid ini jika dipandang dari arah laut ke daratan terlihat seperti terapung di atas lautan sehingga mesjid ini juga disebut dengan Masjid Apung. Sebenarnya masjid ini tidak benar-benar terapung. Masjid ini memiliki empat menara dimana dua diantara menara tersebut dibangun di atas air. Kedua menara tersebut disangga oleh fondasi yang tertanam ke dasar laut. Mesjid ini sangat indah dipandang mata.
Masjid bentuk kubus, Masjid Al Irsyad
Mesjid Al Irsyad terletak di kota Mandiri Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung. Mesjid ini begitu tampak luar biasa. Masjid yang dirancang oleh Ridwan Kamil ini didesain mirip Ka’bah. Dinding masjid ini detailnya dibentuk tulisan kaligrafi dengan kalimat As-Syahadah. Mesjid ini terlihat ajaib terutama jika malam datang, cahaya terang memancar dari dalam masjid dan membuat tulisan kalimat As-Syahadah itu jelas terlihat dengan indahnya. Uniknya lagi, tempat di bagian depan, tempat imam memimpin shalat (mihrab) tidak ada dinding, namun pemandangan lepas ke luar sehingga cahaya matahari bisa masuk.
Masjid Tiban Turen
Masjid Tiban Turen merupakan mesjid yang terdapat di Pondok Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah di Malang, Jawa Timur. Kyai Ahmad merupakan perintis Pondok Pesantren sejak 1963 sekaligus arsitek dari bangunan megah ini. Hampir seluruh bagian masjid penuh dengan ukiran dan kaligrafi cantik. Masyarakat sekitar ada yang bilang bahwa ini memang masjid ajaib karena itu disebut dengan sebutan "masjid tiban" alias masjid yang "tiba-tiba ada". Masjid ini sebenarnya merupakan bagian kompleks pondok pesantren yang dibangun oleh santri dan jamaah. Arsitektur mesjid ini begitu mengagumkan mirip seperti bangunan kerajaan di negeri dongeng.
Mesjid dalam Perut Bumi, Masjid Aschabul Kahfi Perut Bumi Al Maghribi
Masjid Aschabul Kahfi Perut Bumi Al Maghribi terletak di Tuban, Jawa Timur. Awalnya, Masjid Aschabul Kahfi merupakan gua alami yang berbatu dan tandus tak terawat. Kemudian KH Shubhan memiliki ide kreatif untuk mengalihfungsikan gua tersebut sebagai tempat ibadah. Masjid ini hanya terlihat bagian gerbangnya saja dari luar, bangunan lainnya berada di dalam perut bumi layaknya sebuah gua.
Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri
Masjid Dian Al Mahri terletak di Depok, Jawa Barat. Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh pasangan Hj. Dian Juriah M. Alrasjid dan Drs. H. Maimun Alrasjid, dengan arsitek Uke G. Setiawan. Mesjid ini mempunyai kubah yang luar biasa karena berlapis emas 24 karat setebal 1 - 2 milimeter. Di dalam mesjid langit-langit kubah berganti warna di tiap waktu shalat yang diatur oleh teknologi yang diprogram dengan menggunakan komputer. Mesjid Kubah emas ini sangat indah dan membuat kagum bagi siapa saja yang melihatnya.
Jumat, 22 Juni 2012
Ibukota Indonesia pindah?
Jakarta merupakan Ibukota Republik Indonesia. Jakarta dengan luas sekitar 650 km2 kini menampung penduduk setidaknya 9,5 juta jiwa, yang terus bertambah setiap tahun. Kini Jakarta berada di ambang ancaman over populasi, ancaman banjir besar, serta ancaman kemacetan total. Ada penelitian bahwa ibukota jakarta diperkirakan akan mengalami lumpuh total dalam hal transportasi darat pada tahun 2015. Juga diperkirakan 90 persen dari luas Jakarta akan terendam banjir pada tahun 2050. Selain banjir, Jakarta juga dikhawatirkan terancam bencana sebab Jakarta begitu dekat dengan gunung Krakatau. Sebagian ahli geologi memperkirakan letusan Krakatau akan kembali terulang antara tahun 2015-2083.
Karena beberapa alasan kini timbul wacana pemindahan ibukota baru untuk Indonesia. Perpindahan ibukota atau pusat pemerintahan negara adalah sesuatu yang sangat biasa, karena pernah dilakukan oleh banyak negara. Negara yang berpindah ibukota diantaranya adalah Turki memindahkan ibukota dari Istanbul ke Ankara, Brazil memindahkan ibukotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia, Amerika Serikat dari New York ke Washington DC, Jepang dari Kyoto ke Tokyo, Australia dari Sidney ke Canberra, serta Jerman dari Bonn ke Berlin.
Dari berbagai kota di Indonesia, ada beberapa kota yang mungkin bisa dipertimbangkan sebagai Ibukota baru:
Kota Palembang
Palembang dulu pernah menjadi pusat nusantara karena Palembang pernah menjadi ibu kota kerajaan Sriwijaya yang menguasai nusantara pada waktu itu. Palembang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia, hal ini didasarkan pada prasasti Kedukan Bukit (683 M) yang diketemukan di Bukit Siguntang, sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 16 Juni 683 Masehi. Palembang dipilih menjadi ibukota Sriwijaya mungkin karena selain kondisi alam kota Palembang yang diapit dua teluk, juga letak strategis kota ini yang terdapat Pulau Bangka di depannya yang merupakan jalur memutar dari Malaka menuju Cina.
Kota Trowulan
Kota Trowulan terletak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Trowulan pernah menjadi Ibukota Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah menguasai Nusantara. Majapahit adalah sebuah kerajaan di Indonesia yang pernah berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kini masih dapat dilihat peninggalan dari kota Trowulan yang dapat dilihat bangunan-bangunan bata berupa candi, gapura, kolam, dan salurah-saluran air di muka tanah maupun di bawah tanah yang seluruhnya mengindikasikan sebuah kota yang sudah cukup maju untuk masa itu. Alasan Majapahit menjadikan Trowulan sebagai pusat Majapahit diduga merupakan bagian dari strategi agar tidak mudah diserang oleh musuh karena biasanya pusat kerajaan di zaman dulu itu selalu berada di kawasan pantai yang memudahkan musuh menyerang dengan armada lautnya.
Kota Makassar
Makassar pernah menjadi ibukota kerajaan kembar Gowa-Tallo. Kerajaan Gowa-Tallo atau juga disebut Makassar merupakan kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara. Para pakar sejarah dan budayawan sepakat hari kelahiran Kota Makassar jatuh pada 9 November 1607. Pada Abad ke-16 "Makassar" sudah menjadi ibu kota Kerajaan Gowa. Kota Makassar memiliki letak yang strategis dan juga memiliki pelabuhan yang baik. Di abad ke-16, Makassar sudah termasuk dalam peta pelaut-pelaut dunia sebagai kota pelabuhan besar di nusantara.
Dulu Indonesia pernah berpindah Ibukota dari Jakarta ke kota lain untuk mempertahankan keberadaan NKRI. Kota-kota ini mungkin bisa dipertimbangkan kembali menjadi Ibukota Indonesia.
Kota Yogyakarta
Yogya pernah menjadi Ibukota negara Indonesia. Setelah Belanda dan sekutunya melancarkan serangannya ke Indonesia, pemerintah Republik Indonesia memindahkan ibu kota dari Jakarta ke kota Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946. Yogyakarta dipilih karena semua rakyatnya dikendalikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX selain itu alasan geografis dimana Yogyakarta tepat berada di jantung pulau Jawa. Yogjakarta juga dikelilingi oleh dua benteng alam yakni Gunung Merapi di utara dan samudera hindia di selatan, membuat kota ini tidak mudah untuk ditaklukkan.
Kota Bukitinggi
Bukittinggi Pernah Menjadi Ibukota Negara Indonesia. Pada tanggal 19 Desember 1948 kota Bukitinggi ini ditunjuk sebagai ibukota negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Serupa dengan Yogjakarta, Kota ini dikelilingi oleh benteng alam yang bisa menyulitkan musuh menyerang kota ini. Ada Gunung Merapi di barat, Gunung Singgalang di selatan dan Lembah Sianok di utara dan barat.
Kota Bireun
Walau hanya seminggu, tahun 1948 Bireuen pernah menjadi ibukota Republik Indonesia yang ketiga setelah Yogyakarta dan Bukittinggi jatuh ke tangan Belanda dalam agresi kedua Belanda. Soekarno hanya berada seminggu di Bireuen dan seluruh aktivitas Republik Indonesia waktu itu dipusatkan di jantung kota. Pada waktu itu Soekarno menginap dan mengendalikan pusat pemerintahan RI di kediaman Kolonel Hussein Joesoef di Bireun. Presiden Soekarno terpaksa mengasingkan diri ke Aceh. Tepatnya di Bireuen, yang relatif aman. Secara geografis, Bireuen terletak di daerah perbukitan.
Wacana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke kota lain pernah diusulkan sejak dulu.
Kota Bandung
Pada era awal tahun 1920-an, pemerintah kolonial Belanda pernah membuat perencanaan untuk memindahkan ibukotanya dari Batavia ke Bandung. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal J.P. Graaf van Limburg Stirum (1916-1921), timbul gagasan untuk memindahkan ibukota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung. Oleh karenanya, mereka pun membangun barak-barak militer dan bangunan untuk kantor pemerintahan. Gedung Sate adalah salah satu diantaranya, dan sedianya diperuntukkan bagi gedung pemerintahan pusat. Udara Kota Bandung yang berhawa sejuk mendukung sebagai pusat pemerintahan.
Kota Palangkaraya
Wacana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kota Palangkaraya pernah diungkapkan Presiden pertama RI Soekarno saat meresmikan Palangkaraya sebagai ibu kota Provinsi Kalteng pada 1957. Soekarno bahkan merancang sendiri kota yang diimpikannya menjadi ibukota masa depan Indonesia. Soekarno membayangkan di pusat kotanya itu ada jalan raya, ada bundaran HI dan Tugu Selamat datang seperti di Jakarta. Di tengah Palangkaraya sudah dibangun sebuah bundaran yang dilengkapi enam persimpangan jalan. Rencana kawasan pembangunan kota Palangkaraya mencakup areal seluas 2.600 km persegi atau tiga kali lipat luas Jakarta saat ini. Palangkaraya yang terletak di Pulau Kalimantan berdekatan dengan sejumlah negara, seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Lokasi ini dinilai strategis karena tidak terlalu ke barat ataupun timur. Palangkaraya juga adalah daerah aman gempa karena tidak masuk ring of fire dan tidak ada gunung berapi disana.
Kota Jonggol
Pada massa era Presiden Soeharto sekitar akhir dekade 1980-an pernah muncul ide memindahkan ibukota ke Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ratusan hektar lahan di kawasan ini pernah dibebaskan oleh sejumlah pengembang. Salah satunya PT Bukit Jonggol Asri (BJA) yang saham mayoritasnya milik Bambang Trihatmodjo, putra mantan Presiden Soeharto. Perusahaan itu mengalokasikan lahan sedikitnya 30 ribu Ha yang terbentang dari Kecamatan Citeureup sampai Kabupaten Cianjur. Sekitar 24 desa di tiga kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur pernah direncanakan akan disulap menjadi kota metropolitan. Jonggol dari sudut lokasi dianggap ideal untuk memecah beban Jakarta. Selain luas, Jonggol juga dekat dengan Jakarta sehingga memudahkan proses pemindahan ibukota.
Indonesia mempunyai banyak kota yang tersebar di berbagai pulau yang bisa dipilih sebagai Ibukota baru tapi untuk memindahkan Ibukota, Pemerintah harus lebih dulu mengkaji secara cermat rencana pemindahan, termasuk menghitung biaya yang harus dikeluarkan. Kota yang akan menjadi ibukota nantinya harus memiliki wilayah cukup luas, aman dari bencana, sudah memiliki infrastruktur terutama jalan raya, bandara, dan stasiun kereta api.
Karena beberapa alasan kini timbul wacana pemindahan ibukota baru untuk Indonesia. Perpindahan ibukota atau pusat pemerintahan negara adalah sesuatu yang sangat biasa, karena pernah dilakukan oleh banyak negara. Negara yang berpindah ibukota diantaranya adalah Turki memindahkan ibukota dari Istanbul ke Ankara, Brazil memindahkan ibukotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia, Amerika Serikat dari New York ke Washington DC, Jepang dari Kyoto ke Tokyo, Australia dari Sidney ke Canberra, serta Jerman dari Bonn ke Berlin.
Dari berbagai kota di Indonesia, ada beberapa kota yang mungkin bisa dipertimbangkan sebagai Ibukota baru:
Kota-kota kuno yang pernah menjadi pusat nusantara
Indonesia memiliki kota-kota kuno yang pernah menjadi pusat kerajaan besar di nusantara. Jika kerajaan kuno di Indonesia memilih kota-kota ini jadi pusat kerajaannya mungkin Indonesia juga bisa mempertimbangkannya menjadi Ibukota Indonesia. Berikut kota tersebut:Kota Palembang
Palembang dulu pernah menjadi pusat nusantara karena Palembang pernah menjadi ibu kota kerajaan Sriwijaya yang menguasai nusantara pada waktu itu. Palembang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia, hal ini didasarkan pada prasasti Kedukan Bukit (683 M) yang diketemukan di Bukit Siguntang, sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 16 Juni 683 Masehi. Palembang dipilih menjadi ibukota Sriwijaya mungkin karena selain kondisi alam kota Palembang yang diapit dua teluk, juga letak strategis kota ini yang terdapat Pulau Bangka di depannya yang merupakan jalur memutar dari Malaka menuju Cina.
Kota Trowulan
Kota Trowulan terletak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Trowulan pernah menjadi Ibukota Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah menguasai Nusantara. Majapahit adalah sebuah kerajaan di Indonesia yang pernah berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kini masih dapat dilihat peninggalan dari kota Trowulan yang dapat dilihat bangunan-bangunan bata berupa candi, gapura, kolam, dan salurah-saluran air di muka tanah maupun di bawah tanah yang seluruhnya mengindikasikan sebuah kota yang sudah cukup maju untuk masa itu. Alasan Majapahit menjadikan Trowulan sebagai pusat Majapahit diduga merupakan bagian dari strategi agar tidak mudah diserang oleh musuh karena biasanya pusat kerajaan di zaman dulu itu selalu berada di kawasan pantai yang memudahkan musuh menyerang dengan armada lautnya.
Kota Makassar
Makassar pernah menjadi ibukota kerajaan kembar Gowa-Tallo. Kerajaan Gowa-Tallo atau juga disebut Makassar merupakan kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara. Para pakar sejarah dan budayawan sepakat hari kelahiran Kota Makassar jatuh pada 9 November 1607. Pada Abad ke-16 "Makassar" sudah menjadi ibu kota Kerajaan Gowa. Kota Makassar memiliki letak yang strategis dan juga memiliki pelabuhan yang baik. Di abad ke-16, Makassar sudah termasuk dalam peta pelaut-pelaut dunia sebagai kota pelabuhan besar di nusantara.
Kota-kota yang pernah menjadi ibukota indonesia
Dulu Indonesia pernah berpindah Ibukota dari Jakarta ke kota lain untuk mempertahankan keberadaan NKRI. Kota-kota ini mungkin bisa dipertimbangkan kembali menjadi Ibukota Indonesia.
Kota Yogyakarta
Yogya pernah menjadi Ibukota negara Indonesia. Setelah Belanda dan sekutunya melancarkan serangannya ke Indonesia, pemerintah Republik Indonesia memindahkan ibu kota dari Jakarta ke kota Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946. Yogyakarta dipilih karena semua rakyatnya dikendalikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX selain itu alasan geografis dimana Yogyakarta tepat berada di jantung pulau Jawa. Yogjakarta juga dikelilingi oleh dua benteng alam yakni Gunung Merapi di utara dan samudera hindia di selatan, membuat kota ini tidak mudah untuk ditaklukkan.
Kota Bukitinggi
Bukittinggi Pernah Menjadi Ibukota Negara Indonesia. Pada tanggal 19 Desember 1948 kota Bukitinggi ini ditunjuk sebagai ibukota negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Serupa dengan Yogjakarta, Kota ini dikelilingi oleh benteng alam yang bisa menyulitkan musuh menyerang kota ini. Ada Gunung Merapi di barat, Gunung Singgalang di selatan dan Lembah Sianok di utara dan barat.
Kota Bireun
Walau hanya seminggu, tahun 1948 Bireuen pernah menjadi ibukota Republik Indonesia yang ketiga setelah Yogyakarta dan Bukittinggi jatuh ke tangan Belanda dalam agresi kedua Belanda. Soekarno hanya berada seminggu di Bireuen dan seluruh aktivitas Republik Indonesia waktu itu dipusatkan di jantung kota. Pada waktu itu Soekarno menginap dan mengendalikan pusat pemerintahan RI di kediaman Kolonel Hussein Joesoef di Bireun. Presiden Soekarno terpaksa mengasingkan diri ke Aceh. Tepatnya di Bireuen, yang relatif aman. Secara geografis, Bireuen terletak di daerah perbukitan.
Kota-kota yang pernah diusulkan menjadi ibukota Indonesia
Wacana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke kota lain pernah diusulkan sejak dulu.
Kota Bandung
Pada era awal tahun 1920-an, pemerintah kolonial Belanda pernah membuat perencanaan untuk memindahkan ibukotanya dari Batavia ke Bandung. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal J.P. Graaf van Limburg Stirum (1916-1921), timbul gagasan untuk memindahkan ibukota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung. Oleh karenanya, mereka pun membangun barak-barak militer dan bangunan untuk kantor pemerintahan. Gedung Sate adalah salah satu diantaranya, dan sedianya diperuntukkan bagi gedung pemerintahan pusat. Udara Kota Bandung yang berhawa sejuk mendukung sebagai pusat pemerintahan.
Kota Palangkaraya
Wacana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kota Palangkaraya pernah diungkapkan Presiden pertama RI Soekarno saat meresmikan Palangkaraya sebagai ibu kota Provinsi Kalteng pada 1957. Soekarno bahkan merancang sendiri kota yang diimpikannya menjadi ibukota masa depan Indonesia. Soekarno membayangkan di pusat kotanya itu ada jalan raya, ada bundaran HI dan Tugu Selamat datang seperti di Jakarta. Di tengah Palangkaraya sudah dibangun sebuah bundaran yang dilengkapi enam persimpangan jalan. Rencana kawasan pembangunan kota Palangkaraya mencakup areal seluas 2.600 km persegi atau tiga kali lipat luas Jakarta saat ini. Palangkaraya yang terletak di Pulau Kalimantan berdekatan dengan sejumlah negara, seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Lokasi ini dinilai strategis karena tidak terlalu ke barat ataupun timur. Palangkaraya juga adalah daerah aman gempa karena tidak masuk ring of fire dan tidak ada gunung berapi disana.
Kota Jonggol
Pada massa era Presiden Soeharto sekitar akhir dekade 1980-an pernah muncul ide memindahkan ibukota ke Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ratusan hektar lahan di kawasan ini pernah dibebaskan oleh sejumlah pengembang. Salah satunya PT Bukit Jonggol Asri (BJA) yang saham mayoritasnya milik Bambang Trihatmodjo, putra mantan Presiden Soeharto. Perusahaan itu mengalokasikan lahan sedikitnya 30 ribu Ha yang terbentang dari Kecamatan Citeureup sampai Kabupaten Cianjur. Sekitar 24 desa di tiga kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur pernah direncanakan akan disulap menjadi kota metropolitan. Jonggol dari sudut lokasi dianggap ideal untuk memecah beban Jakarta. Selain luas, Jonggol juga dekat dengan Jakarta sehingga memudahkan proses pemindahan ibukota.
Indonesia mempunyai banyak kota yang tersebar di berbagai pulau yang bisa dipilih sebagai Ibukota baru tapi untuk memindahkan Ibukota, Pemerintah harus lebih dulu mengkaji secara cermat rencana pemindahan, termasuk menghitung biaya yang harus dikeluarkan. Kota yang akan menjadi ibukota nantinya harus memiliki wilayah cukup luas, aman dari bencana, sudah memiliki infrastruktur terutama jalan raya, bandara, dan stasiun kereta api.
Senin, 04 Juni 2012
Buah lokal vs buah impor
Buah lokal Indonesia sebenarnya memiliki rasa dan bentuk yang tidak kalah dengan buah import. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan hasil alam termasuk buah. Sayangnya orang Indonesia lebih banyak memilih buah import. Para petani kadang juga lebih memilih membudidayakan buah yang asalnya tidak asli dari Indonesia padahal buah asli Indonesia tidak kalah dengan buah asal luar negeri. Untuk lebih jelasnya, berikut buah-buah asli Indonesia yang dibandingkan dengan buah dari luar Indonesia.
Buah apel vs Jambu air
Jambu Air (Syzygium javanicum dan Syzygium Samarangense) merupakan buah tropis dari tanaman asli Indonesia. Tanaman ini kemudian menyebar. Pada awal abad 20, tanaman ini telah dibudidayakan di Jamaika, Suriname, Kepulauan Curacao, Aruba, dan Bonaire. Jambu air kini juga dikembangkan di negara-negara seperti India, Thailand, Cina, negara-negara Amerika Tengah, dan Selatan. Jambu air kadang disebut Water Apple mungkin karena buahnya mirip apel tetapi banyak airnya. Jambu air juga dikenal dengan nama Java Apple.
Rasa jambu air sangat manis dan berair sehingga enak kalau memakannya. Buah ini renyah dan nikmat. Jambu air kaya akan antioksidan seperti vitamin C dan vitamin A. Selain itu, jambu air juga mengandung mineral yang tidak kalah bagus dari apel. Jambu air merupakan sumber mineral besi, kalsium, magnesium, fosfor, kalium, seng, tembaga dan mangan.
Buah Anggur vs Jamblang
Buah Jamblang (Syzygium cumini) sering juga di sebut anggur jawa karena bentuk dan warnanya seperti anggur. Tanaman ini disebut juga dengan nama java plum (Inggris). Sebagian orang menyebut buah ini dengan nama Duwet. Jamblang bisa ditemukan di Bangladesh, India, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, Filipina dan tentunya Indonesia. Buah Jamblang mirip dengan buah anggur hitam, namun lebih lonjong. Ukurannya relatif sama dengan anggur.
Buah jamblang rasanya sepet-sepet dan manis. Ada asamnya juga. Uniknya kalau makan buah ini warna lidah akan berubah menjadi ungu kehitaman. Buah Jamblang ini banyak manfaatnya disamping enak. Buah ini kalau dimakan bisa memperbaiki gangguan pencernaan, merangsang keluarnya air liur, dan menurunkan kadar glukosa darah. Buah ini juga kaya vitamin A dan C.
Buah Leci vs Rambutan
Buah rambutan (Nephelium lappaceum L.) termasuk keluarga Sapindaceae seperti Leci (Nephelium litchi atau litchi Sineasis). Kalau buah Leci merupakan buah subtropis asal Cina Selatan, buah rambutan merupakan buah asli Indonesia. Pada tahun 1906, Indonesia pernah mengekspor biji rambutan ke Amerika Serikat namun ternyata buah ini sulit tumbuh di Amerika Serikat. Rambutan dalam bahasa Inggris juga disebut Rambutan artinya memang buah ini asli Indonesia. Buah rambutan adalah buah yang berbulu seperti rambut karena itu disebut rambutan. Buah ini juga dibudidayakan di Thailand,Malaysia dan Filipina. Di Indonesia buah ini sering disepelekan karena banyak tumbuh padahal bagi negara-negara Eropa atau Amerika ini buah ini sangat disukai dan mahal harganya.
Rasa buah rambutan bervariasi, dari masam sampai manis. Buah rambutan selain enak buahnya, juga banyak manfaatnya. Buah rambutan mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium dan vitamin C. Bahkan kadar vitamin C buah rambutan lebih tinggi dari jeruk manis.
Jeruk vs Pomelo
Pomelo (Citrus grandis) dipercaya oleh banyak ahli sebagai tanaman asli Indonesia. Buah ini kini telah menyebar ke Indocina, Cina bagian selatan, Jepang bagian paling selatan, India, wilayah Mediteran, dan sampai ke Amerika tropik. Pomelo merupakan jenis jeruk yang menghasilkan buah berukuran besar. Buah ini bentuknya seperti jeruk, tetapi dalam ukuran yang lebih besar dan berwarna putih atau merah muda. Karena dulu penghasil jeruk ini banyak terdapat di Bali maka disebut juga jeruk Bali. Namun salah satu lokasi budidaya jeruk bali yang terkenal bukan Bali, melainkan Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Di Pati, jeruk Bali disebut dengan jeruk bali madu karena rasanya yang manis.
Daging buah jeruk Bali atau pomelo ada yang berwarna putih, namun ada juga yang berwarna kemerahan. Biasanya, jeruk Bali yang berwarna kemerahan memiliki rasa lebih manis dibandingkan dengan yang memiliki daging berwarna putih. Buah Pomelo bermanfaat bagi kesehatan jantung dan lambung dan juga baik untuk kesehatan gusi karena kadar vitamin C-nya tinggi. Selain itu buah ini mengandung provitamin A, vitamin B, vitamin B1, B2 dan asam folat.
Kurma vs Salak
Salak (Salacca zalacca) merupakan tanaman buah asli Indonesia. Jika kurma adalah buah yang tumbuh dari pohon palem di timur tengah, Salak merupakan buah yang berasal dari tumbuhan jenis palem berduri asli Indonesia. Salak disebut juga dengan nama Snake Fruit karena kulitnya yang bersisik. Buah Salak merupakan salah satu buah tropis yang banyak diminati oleh orang Jepang, Amerika, dan Eropa.
Buah salak memiliki rasa manis kesat, dan segar. Di dalam buah salak terdapat vitamin C, tanin dan serat. Buah salak juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan dapat dikonsumsi sebagai buah segar maupun diolah sebagai manisan. Di Madura Salak diolah menjadi makanan yang rasanya mirip kurma sehingga disebut dengan Kurma Salak. Untuk membuat kurma salak, Salak dikupas kemudian direbus dengan air gula sehingga rasa dan bentuknya hampir menyerupai kurma.
Buah-buah Indonesia memiliki cita rasa beragam tidak kalah dengan buah subtropis. Selain buah yang disebutkan tadi masih banyak buah asli Indonesia yang tidak kalah nikmat seperti belimbing, mangga, matoa, durian, nangka dsb. Buah-buah subtropis dan buah tropis tapi tidak asli Indonesia memang diantaranya sudah bisa dibudidayakan di Indonesia seperti apel, Jeruk, semangka, melon, anggur, buah naga dsb. Tapi alangkah baiknya jenis buah asli Indonesia juga turut dikembangkan agar tidak punah. Sudah saatnya orang Indonesia lebih memilih buah lokal. Mengkonsumsi buah lokal bisa mendatangkan manfaat bagi perekonomian yang bisa membantu petani-petani buah Indonesia. Selain itu, dengan konsumsi buah lokal kita juga turut serta membantu melestarikan sumber daya alam yang ada di Indonesia.
Buah apel vs Jambu air
Jambu Air (Syzygium javanicum dan Syzygium Samarangense) merupakan buah tropis dari tanaman asli Indonesia. Tanaman ini kemudian menyebar. Pada awal abad 20, tanaman ini telah dibudidayakan di Jamaika, Suriname, Kepulauan Curacao, Aruba, dan Bonaire. Jambu air kini juga dikembangkan di negara-negara seperti India, Thailand, Cina, negara-negara Amerika Tengah, dan Selatan. Jambu air kadang disebut Water Apple mungkin karena buahnya mirip apel tetapi banyak airnya. Jambu air juga dikenal dengan nama Java Apple.
Rasa jambu air sangat manis dan berair sehingga enak kalau memakannya. Buah ini renyah dan nikmat. Jambu air kaya akan antioksidan seperti vitamin C dan vitamin A. Selain itu, jambu air juga mengandung mineral yang tidak kalah bagus dari apel. Jambu air merupakan sumber mineral besi, kalsium, magnesium, fosfor, kalium, seng, tembaga dan mangan.
Buah Anggur vs Jamblang
Buah Jamblang (Syzygium cumini) sering juga di sebut anggur jawa karena bentuk dan warnanya seperti anggur. Tanaman ini disebut juga dengan nama java plum (Inggris). Sebagian orang menyebut buah ini dengan nama Duwet. Jamblang bisa ditemukan di Bangladesh, India, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, Filipina dan tentunya Indonesia. Buah Jamblang mirip dengan buah anggur hitam, namun lebih lonjong. Ukurannya relatif sama dengan anggur.
Buah jamblang rasanya sepet-sepet dan manis. Ada asamnya juga. Uniknya kalau makan buah ini warna lidah akan berubah menjadi ungu kehitaman. Buah Jamblang ini banyak manfaatnya disamping enak. Buah ini kalau dimakan bisa memperbaiki gangguan pencernaan, merangsang keluarnya air liur, dan menurunkan kadar glukosa darah. Buah ini juga kaya vitamin A dan C.
Buah Leci vs Rambutan
Buah rambutan (Nephelium lappaceum L.) termasuk keluarga Sapindaceae seperti Leci (Nephelium litchi atau litchi Sineasis). Kalau buah Leci merupakan buah subtropis asal Cina Selatan, buah rambutan merupakan buah asli Indonesia. Pada tahun 1906, Indonesia pernah mengekspor biji rambutan ke Amerika Serikat namun ternyata buah ini sulit tumbuh di Amerika Serikat. Rambutan dalam bahasa Inggris juga disebut Rambutan artinya memang buah ini asli Indonesia. Buah rambutan adalah buah yang berbulu seperti rambut karena itu disebut rambutan. Buah ini juga dibudidayakan di Thailand,Malaysia dan Filipina. Di Indonesia buah ini sering disepelekan karena banyak tumbuh padahal bagi negara-negara Eropa atau Amerika ini buah ini sangat disukai dan mahal harganya.
Rasa buah rambutan bervariasi, dari masam sampai manis. Buah rambutan selain enak buahnya, juga banyak manfaatnya. Buah rambutan mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium dan vitamin C. Bahkan kadar vitamin C buah rambutan lebih tinggi dari jeruk manis.
Jeruk vs Pomelo
Pomelo (Citrus grandis) dipercaya oleh banyak ahli sebagai tanaman asli Indonesia. Buah ini kini telah menyebar ke Indocina, Cina bagian selatan, Jepang bagian paling selatan, India, wilayah Mediteran, dan sampai ke Amerika tropik. Pomelo merupakan jenis jeruk yang menghasilkan buah berukuran besar. Buah ini bentuknya seperti jeruk, tetapi dalam ukuran yang lebih besar dan berwarna putih atau merah muda. Karena dulu penghasil jeruk ini banyak terdapat di Bali maka disebut juga jeruk Bali. Namun salah satu lokasi budidaya jeruk bali yang terkenal bukan Bali, melainkan Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Di Pati, jeruk Bali disebut dengan jeruk bali madu karena rasanya yang manis.
Daging buah jeruk Bali atau pomelo ada yang berwarna putih, namun ada juga yang berwarna kemerahan. Biasanya, jeruk Bali yang berwarna kemerahan memiliki rasa lebih manis dibandingkan dengan yang memiliki daging berwarna putih. Buah Pomelo bermanfaat bagi kesehatan jantung dan lambung dan juga baik untuk kesehatan gusi karena kadar vitamin C-nya tinggi. Selain itu buah ini mengandung provitamin A, vitamin B, vitamin B1, B2 dan asam folat.
Kurma vs Salak
Salak (Salacca zalacca) merupakan tanaman buah asli Indonesia. Jika kurma adalah buah yang tumbuh dari pohon palem di timur tengah, Salak merupakan buah yang berasal dari tumbuhan jenis palem berduri asli Indonesia. Salak disebut juga dengan nama Snake Fruit karena kulitnya yang bersisik. Buah Salak merupakan salah satu buah tropis yang banyak diminati oleh orang Jepang, Amerika, dan Eropa.
Buah salak memiliki rasa manis kesat, dan segar. Di dalam buah salak terdapat vitamin C, tanin dan serat. Buah salak juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan dapat dikonsumsi sebagai buah segar maupun diolah sebagai manisan. Di Madura Salak diolah menjadi makanan yang rasanya mirip kurma sehingga disebut dengan Kurma Salak. Untuk membuat kurma salak, Salak dikupas kemudian direbus dengan air gula sehingga rasa dan bentuknya hampir menyerupai kurma.
Buah-buah Indonesia memiliki cita rasa beragam tidak kalah dengan buah subtropis. Selain buah yang disebutkan tadi masih banyak buah asli Indonesia yang tidak kalah nikmat seperti belimbing, mangga, matoa, durian, nangka dsb. Buah-buah subtropis dan buah tropis tapi tidak asli Indonesia memang diantaranya sudah bisa dibudidayakan di Indonesia seperti apel, Jeruk, semangka, melon, anggur, buah naga dsb. Tapi alangkah baiknya jenis buah asli Indonesia juga turut dikembangkan agar tidak punah. Sudah saatnya orang Indonesia lebih memilih buah lokal. Mengkonsumsi buah lokal bisa mendatangkan manfaat bagi perekonomian yang bisa membantu petani-petani buah Indonesia. Selain itu, dengan konsumsi buah lokal kita juga turut serta membantu melestarikan sumber daya alam yang ada di Indonesia.
Minggu, 13 Mei 2012
Berpetualang ke masa lalu tidak perlu mesin waktu, kita bisa melihat masa lalu bumi melalui alam Indonesia
Tidak ada yang tahu berapa sebenarnya usia bumi ini. Manusia hanya bisa memperkirakan saja. Para ahli geologi membagi masa perkembangan bumi menjadi beberapa zaman. Sejarah bumi berdasarkan "ada" dan belum "adanya" kehidupan yang nyata dibedakan menjadi dua kurun yaitu :
1. Kriptozoikum (kurun belum dijumpai kehidupan nyata)
2. Fanerozoikum (kurun sudah ada kehidupan nyata)
Kurun kriptozoikum dibedakan menjadi dua masa yaitu:
1. Arkeon / arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Pada masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas sehingga belum terdapat makluk hidup yang tinggal di bumi.
2. Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Enkaryotes ini akan menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa pra-kambrium.
Kurun fanerozoikum dibagi menjadi tiga masa yaitu :
1. Palaezoikum
Masa palaeozoikum berlangsung sejak 540 juta – 245 juta tahun yang lalu. Masa ini merupakan masa perkembangan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) dan vertebrata, khususnya ikan dan reptilia. Ganggang laut dan tumbuhan berspora juga berkembang pesat pada masa ini. Masa Paleozoikum dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu Paleozoikum Bawah yang meliputi Zaman Kambrium, Zaman Ordovisium, Zaman Silur; dan Paleozoikum Atas yang meliputi Zaman Devon, Zaman Karbon, dan Zaman Perm.
2. Mesozoikum
Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung kira-kira 140 juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptil besar (dinosaurus) oleh karena itu jaman ini disebut juga zaman reptil. Masa Mesozoikum dibagi menjadi tiga zaman yaitu: Trias, Jura, dan Kapur.
3. Kenozoikum
Kenozoikum disebut juga era Neozoikum yang diartikan masa baru dalam sejarah geologi bumi. Masa ini berlangsung sejak 65 juta tahun silam hingga sekarang. Masa ini terdiri dari zaman tersier dan kuarter. Pada jaman kuarter pembabakan waktunya masih dibagi lagi menjadi 2 yaitu zaman Pleistosen/dilivium (zaman es/glasial) dan zaman Holosen/alluvium. Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang.
Dari zaman-zaman tersebut, manusia hanya bisa membayangkan bagaimana keadaan bumi di masa lalu itu. Bisakah manusia kembali ke masa lalu untuk mempelajari keadaan bumi di masa purba? Sebenarnya alam Indonesia seperti kapsul waktu. Jika ingin berpetualang ke masa lalu kita tidak perlu mesin waktu. Lewat alam Indonesia kita bisa menjelajahi waktu dari zaman permulaan bumi..
Indonesia memiliki tempat-tempat dimana keadaan alamnya seperti berada di masa lain. Suatu hal yang ajaib karena seolah-olah alam di Indonesia ada yang luput dari evolusi alam. Berikut tempat-tempat tersebut:
Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau terletak di selat sunda antara pulau Jawa dan Sumatera. Gunung Anak Krakatau merupakan gunung yang terbentuk akibat letusan Gunung Krakatau yang pernah menggelapkan bumi selama 2 hari. Krakatau pernah meletus tanggal 27 Agustus 1883 dengan daya ledakan yang maha dahsyat. Pasca letusan 1883, Krakatau lenyap.
Setelah sekian lama terjadi letusan, pada tahun 1927,di bekas letusan Krakatau terjadi fenomena baru, yakni munculnya anak gunung Krakatau dari permukaan laut.
Pada tanggal 29 Desember 1927, letusan di bawah laut di kedalaman 188 meter menandai kebangkitan kembali Krakatau setelah 44 tahun. Kemudian Anak Krakatau terus tumbuh menjadi gunung api yang sangat aktif dengan pertumbuhan rata-rata 5 inci per minggu. Pada Gunung Anak Krakatau ini kita bisa menyaksikan munculnya pulau baru.
Melihat kembali terbentuknya daratan di gunung anak Krakatau seolah-olah kita berada di Zaman Arkeozoikum. Zaman Arkeozoikum merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang lalu. Pada masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas sehingga belum terdapat makluk hidup yang tinggal di bumi. Pada masa itu ada aktivitas inti bumi yang menimbulkan banyak terbentuk gunung berapi yang memancarkan material dari inti bumi membentuk tanah daratan, sehingga dasar tanah dan tanah daratan yang terbentuk selama proses aktivitas planet bumi (siklus tanah bumi) akan menimbulkan lempeng benua. Gunung berapi terbentuk dari batuan cair panas yang disebut magma yang berasal dari perut bumi.
Laut Sangihe, Sulawesi Utara
Pada laut Sangihe Sulawesi Utara terdapat sebuah gunung api aktif setinggi 3.200 meter di kedalaman 1.900 meter di bawah Laut. Gunung api tersebut membentuk sebuah kawasan komunitas baru di areal geothermal. Di ketinggian 2.000 meter dari gunung berapi tersebut menempel cerobong-cerobong asap tinggi yang mengeluarkan panas dari gunung berapi. Di dalam suhu air yang sangat tinggi hingga mencapai 200 derajat celsius itu ternyata hidup berbagai biota laut. Uniknya di bawah laut ini juga hidup bakteri-bakteri yang diperkirakan sama dengan bakteri yang hidup 3,5 miliar tahun lalu. Sifat-sifat molekul atau DNA bakteri tersebut sama dengan bakteri yang hidup 3,5 miliar tahun lalu.
Sekitar 3,5 milliar tahun yang lalu, Bakteri-lah barangkali makhkluk hidup yang pertama kali muncul di bumi dan organisme primitif lainnya. Fossil tertua yang berhasil ditemukan adalah bakteri yang berusia 3,5 milliar tahun. Para ilmuwan memberikan gambaran bahwa kehidupan mahluk-mahluk ini terjadi dalam era Proterozoikum antara rentang waktu 3,5 milyar tahun - 6 juta tahun yang lalu. Proterozoikum artinya masa kehidupan awal.
Danau Satonda, Nusa Tenggara Barat
Pada tepi danau Satonda dapat ditemukan sebaran luas terumbu gampingan stromatolit. Danau Satonda yang terletak di sebelah utara seberang Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat menjadi satu-satunya tempat di bumi ini yang sempurna bagi stromatolit untuk berkembang. Perlu diketahui, Stromatolit (batuan berlapis yang dibentuk dari penggabungan sedimen mineral menjadi hamparan mikroba) adalah organisme pertama di bumi yang menghembuskan oksigen. Organisme ini dipercaya merupakan organisme yang mengubah atmosfir bumi sehingga kemudian menjadi nyaman untuk dihuni oleh mahluk hidup bersel banyak (multisel) setelahnya. Stromatolit muncul untuk pertama kalinya pada suatu waktu antara Archean tengah-Archean akhir (sekitar 3000 juta tahun lalu) dan menjelang awal Proterozoikum mereka berkembang dalam lingkungan yang luas. Material stromalit berlimpah pada kurun prekambrium, atau sekitar 3,4 miliar tahun lalu. Struktur stromatolit dalam perkembangannya tidak pernah ditemukan lagi kecuali di Danau Satonda ini.
Kehadiran stromatolit di Satonda menjadi sangat menarik karena menunjukkan danau ini memiliki lingkungan yang menyerupai lautan purba, prakambrium. Secara kimiawi jelas air danau ini sangat mirip dengan air/lautan pada masa prakambrium. Di danau ini pada kedalam sekitar 10-15 meter, akan ditemukan sebuah batas pertemuan oksigen dan H2S atau biasa disebut "chemocline". Pada tempat inilah dapur utama pembentuk terumbu yang kemudian berlapis-lapis menjadi stromatolit. Umur stromatolit satonda banyak yang menyebut sekitar 2000 - 4000 tahun. Meski terbilang masih sangat muda, tetapi fakta bahwa keberadaan stromatolit alami di dunia saat ini hanya di danau satonda ini. Menurut dua ilmuwan Eropa, Stephan Kempe dan Josef Kazmierczak, Satonda merupakan fenomena langka karena airnya yang asin dengan alkalinitas (tingkat kebasaan) sangat tinggi dibandingkan dengan air laut umumnya. Danau Satonda dianggap merupakan miniatur laut pada Kurun PraKambrium.
Perairan Talise, Sulawesi Utara
Keberadaan Ikan raja laut atau Coelacanth yang ditemukan di perairan Talise sebelah Utara menunjukkan bahwa perairan Talise cocok untuk Habitat ikan purba Coelacanth. Coelacanth adalah ikan besar dengan panjang bisa mencapai 2 meter dan berat 100 kilogram. Ikan ini bisa hidup hingga berumur 50 tahun. Sirip-siripnya besar dan tebal sehingga ikan ini diyakini ilmuwan sebagai nenek moyang hewan darat, seperti katak. Coelacanth dikategorikan sebagai ikan prasejarah dan fosil hidup karena diduga sudah ada semenjak era Devonian, sekitar 380 juta tahun yang lalu. Ikan tersebut sempat diperkirakan sudah punah sejak akhir masa Cretaceous 65 juta tahun lalu tapi ternyata ikan ini masih bisa ditemukan di perairan Talise. Habitatnya adalah karang-karang di laut dalam sekitar 150-200 meter di bawah permukaan laut. Habitat ikan Coelacanth berada di kedalaman lebih dari 180 meter dengan suhu maksimal 18 derajat Celsius.
Ikan Coelacanth merupakan hewan yang berhasil bertahan hidup dari era paleozoikum tepatnya 400 juta tahun Sebelum Masehi pada zaman devon. Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya.
Pulau Lihukan, Sulawesi Selatan
Di pulau Lihukan yang terletak diantara perairan laut Flores dan laut Sulawesi ini tumbuh tanaman purba Sikas Naga (Cycas Affinity Rumphii). Tanaman Sikas Naga tumbuh subur dan populasinya bisa dibilang stabil di pulau ini. Diperkirakan tanaman purba ini sudah ada sejak 230 juta tahun yang lalu, jauh sebelum dinosaurus hidup di muka bumi. Tumbuhan ini hidup di atas batu-batu karang yang tajam. Sikas naga tumbuh di atas permukaan karang. Seluruh kawasan di Pulau Lihukan tak ada yang bertanah. Sebatas mata memandang yang ada hanya bebatuan berongga dan berujung runcing. Pada rongga-rongga batu itu sikas tumbuh. Jadilah nampak seperti pot-pot alami bagi tumbuhan sikas. Di batu inilah tanaman ini hidup, nutrisi di perolehnya dari sisa-sisa sampah laut yang tersapu ombak serta mineral yang terkandung di dalam batu yang lepas saat di terpa ombak laut ataupun hujan.
Tanaman Sikas merupakan tanaman purba yang sudah ada sejak belasan juta tahun silam, pada zaman Karbon. Pada zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu), pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat jumlahnya.
Pulau Komodo, NTT
Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Nusa Tenggara Timur. Keadaan alam yang kering dan gersang menjadikan pulau ini suatu keunikan tersendiri. Adanya padang savana yang luas, sumber air yang terbatas dan suhu yang cukup panas; ternyata merupakan habitat yang disenangi oleh sejenis binatang purba Komodo (Varanus komodoensis).
Binatang Komodo disebut-sebut merupakan peninggalan zaman Jurassic. Konon, saat itu bumi ini didominasi oleh kelompok reptil seperti dinasourus, alosaurus, stegosaurus dan apotosaurus. Berkunjung ke Pulau Komodo bagai memasuki zaman Jurassic. Pada zaman Jurasic, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai angkasa.
Luweng Jomblang, Yogyakarta
Luweng Jomblang yang terletak di dusun Jetis, Semanu,Gunung Kidul, Yogyakarta merupakan salah satu gua batu gamping dari ratusan gua yang ada di gugusan kawasan karst Gunung Sewu. Luweng Jomblang atau Gua Jomblang merupakan gua vertikal dengan kedalaman sekitar 60 meter yang luasnya hampir seluas lapangan bola, mempunyai bentang hutan purba bawah tanah. Disebut hutan purba oleh penduduk setempat mungkin karena hutan ini terdapat pada cekungan doline yang tidak pernah terusik sejak terbentuk setelah jaman Pleistosen. Hutan purba tersebut terbentuk akibat proses geologi amblesnya tanah beserta vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi yang terjadi ribuan tahun lalu. Runtuhan ini membentuk sinkhole atau sumuran. Hutan ini bertahan karena sinar matahari masih mampu masuk. Hutan purba di Luweng Jomblang memiliki vegetasi yang berbeda dengan vegetasi di permukaan. Beberapa tumbuhan yang hidup di hutan ini tidak ditemui lagi di atas permukaan goa. Tumbuhan yang cukup terkenal di tempat ini antara lain Genipa Americana, tumbuhan pakis, Daun Airmata (jenis pakis), Merica-Mericaan, Cabe-Cabean (bahasa latin = Albus), dan tumbuhan lain yang belum diketahui namanya.
Danau Kakaban, Kalimantan Timur
Danau Kakaban terletak di tengah Pulau Kakaban, Kalimantan Timur. Danau Kakaban merupakan danau prasejarah yang diprediksi terbentuk sejak 2 juta tahun lalu saat zaman peralihan holosin. Karena merupakan sistem tertutup, keanekaan hayati di Danau Kakaban seperti di zaman purba, tak terpengaruh oleh zaman. Beragam biota laut yang menghuni Danau Kakaban mengalami evolusi selama terkurung di dalamnya sehingga memiliki sifat dan tampilan fisik yang berbeda dengan spesies sejenis yang berada di laut. Danau ini merupakan danau purba yang menjadi sarang bagi ribuan ubur-ubur tak bersengat.
Itulah tempat-tempat dimana ketika kita melihatnya seperti berada di masa purba. Tempat-tempat tersebut harus dijaga dan dilestarikan. Masa lalu takkan bisa kembali tapi dengan adanya tempat-tempat tersebut kita bisa lebih memahami keadaan di masa lalu tersebut.
1. Kriptozoikum (kurun belum dijumpai kehidupan nyata)
2. Fanerozoikum (kurun sudah ada kehidupan nyata)
Kurun kriptozoikum dibedakan menjadi dua masa yaitu:
1. Arkeon / arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Pada masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas sehingga belum terdapat makluk hidup yang tinggal di bumi.
2. Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Enkaryotes ini akan menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa pra-kambrium.
Kurun fanerozoikum dibagi menjadi tiga masa yaitu :
1. Palaezoikum
Masa palaeozoikum berlangsung sejak 540 juta – 245 juta tahun yang lalu. Masa ini merupakan masa perkembangan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) dan vertebrata, khususnya ikan dan reptilia. Ganggang laut dan tumbuhan berspora juga berkembang pesat pada masa ini. Masa Paleozoikum dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu Paleozoikum Bawah yang meliputi Zaman Kambrium, Zaman Ordovisium, Zaman Silur; dan Paleozoikum Atas yang meliputi Zaman Devon, Zaman Karbon, dan Zaman Perm.
2. Mesozoikum
Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung kira-kira 140 juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptil besar (dinosaurus) oleh karena itu jaman ini disebut juga zaman reptil. Masa Mesozoikum dibagi menjadi tiga zaman yaitu: Trias, Jura, dan Kapur.
3. Kenozoikum
Kenozoikum disebut juga era Neozoikum yang diartikan masa baru dalam sejarah geologi bumi. Masa ini berlangsung sejak 65 juta tahun silam hingga sekarang. Masa ini terdiri dari zaman tersier dan kuarter. Pada jaman kuarter pembabakan waktunya masih dibagi lagi menjadi 2 yaitu zaman Pleistosen/dilivium (zaman es/glasial) dan zaman Holosen/alluvium. Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang.
Dari zaman-zaman tersebut, manusia hanya bisa membayangkan bagaimana keadaan bumi di masa lalu itu. Bisakah manusia kembali ke masa lalu untuk mempelajari keadaan bumi di masa purba? Sebenarnya alam Indonesia seperti kapsul waktu. Jika ingin berpetualang ke masa lalu kita tidak perlu mesin waktu. Lewat alam Indonesia kita bisa menjelajahi waktu dari zaman permulaan bumi..
Indonesia memiliki tempat-tempat dimana keadaan alamnya seperti berada di masa lain. Suatu hal yang ajaib karena seolah-olah alam di Indonesia ada yang luput dari evolusi alam. Berikut tempat-tempat tersebut:
Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau terletak di selat sunda antara pulau Jawa dan Sumatera. Gunung Anak Krakatau merupakan gunung yang terbentuk akibat letusan Gunung Krakatau yang pernah menggelapkan bumi selama 2 hari. Krakatau pernah meletus tanggal 27 Agustus 1883 dengan daya ledakan yang maha dahsyat. Pasca letusan 1883, Krakatau lenyap.
Setelah sekian lama terjadi letusan, pada tahun 1927,di bekas letusan Krakatau terjadi fenomena baru, yakni munculnya anak gunung Krakatau dari permukaan laut.
Pada tanggal 29 Desember 1927, letusan di bawah laut di kedalaman 188 meter menandai kebangkitan kembali Krakatau setelah 44 tahun. Kemudian Anak Krakatau terus tumbuh menjadi gunung api yang sangat aktif dengan pertumbuhan rata-rata 5 inci per minggu. Pada Gunung Anak Krakatau ini kita bisa menyaksikan munculnya pulau baru.
Melihat kembali terbentuknya daratan di gunung anak Krakatau seolah-olah kita berada di Zaman Arkeozoikum. Zaman Arkeozoikum merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang lalu. Pada masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas sehingga belum terdapat makluk hidup yang tinggal di bumi. Pada masa itu ada aktivitas inti bumi yang menimbulkan banyak terbentuk gunung berapi yang memancarkan material dari inti bumi membentuk tanah daratan, sehingga dasar tanah dan tanah daratan yang terbentuk selama proses aktivitas planet bumi (siklus tanah bumi) akan menimbulkan lempeng benua. Gunung berapi terbentuk dari batuan cair panas yang disebut magma yang berasal dari perut bumi.
Laut Sangihe, Sulawesi Utara
Pada laut Sangihe Sulawesi Utara terdapat sebuah gunung api aktif setinggi 3.200 meter di kedalaman 1.900 meter di bawah Laut. Gunung api tersebut membentuk sebuah kawasan komunitas baru di areal geothermal. Di ketinggian 2.000 meter dari gunung berapi tersebut menempel cerobong-cerobong asap tinggi yang mengeluarkan panas dari gunung berapi. Di dalam suhu air yang sangat tinggi hingga mencapai 200 derajat celsius itu ternyata hidup berbagai biota laut. Uniknya di bawah laut ini juga hidup bakteri-bakteri yang diperkirakan sama dengan bakteri yang hidup 3,5 miliar tahun lalu. Sifat-sifat molekul atau DNA bakteri tersebut sama dengan bakteri yang hidup 3,5 miliar tahun lalu.
Sekitar 3,5 milliar tahun yang lalu, Bakteri-lah barangkali makhkluk hidup yang pertama kali muncul di bumi dan organisme primitif lainnya. Fossil tertua yang berhasil ditemukan adalah bakteri yang berusia 3,5 milliar tahun. Para ilmuwan memberikan gambaran bahwa kehidupan mahluk-mahluk ini terjadi dalam era Proterozoikum antara rentang waktu 3,5 milyar tahun - 6 juta tahun yang lalu. Proterozoikum artinya masa kehidupan awal.
Danau Satonda, Nusa Tenggara Barat
Pada tepi danau Satonda dapat ditemukan sebaran luas terumbu gampingan stromatolit. Danau Satonda yang terletak di sebelah utara seberang Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat menjadi satu-satunya tempat di bumi ini yang sempurna bagi stromatolit untuk berkembang. Perlu diketahui, Stromatolit (batuan berlapis yang dibentuk dari penggabungan sedimen mineral menjadi hamparan mikroba) adalah organisme pertama di bumi yang menghembuskan oksigen. Organisme ini dipercaya merupakan organisme yang mengubah atmosfir bumi sehingga kemudian menjadi nyaman untuk dihuni oleh mahluk hidup bersel banyak (multisel) setelahnya. Stromatolit muncul untuk pertama kalinya pada suatu waktu antara Archean tengah-Archean akhir (sekitar 3000 juta tahun lalu) dan menjelang awal Proterozoikum mereka berkembang dalam lingkungan yang luas. Material stromalit berlimpah pada kurun prekambrium, atau sekitar 3,4 miliar tahun lalu. Struktur stromatolit dalam perkembangannya tidak pernah ditemukan lagi kecuali di Danau Satonda ini.
Kehadiran stromatolit di Satonda menjadi sangat menarik karena menunjukkan danau ini memiliki lingkungan yang menyerupai lautan purba, prakambrium. Secara kimiawi jelas air danau ini sangat mirip dengan air/lautan pada masa prakambrium. Di danau ini pada kedalam sekitar 10-15 meter, akan ditemukan sebuah batas pertemuan oksigen dan H2S atau biasa disebut "chemocline". Pada tempat inilah dapur utama pembentuk terumbu yang kemudian berlapis-lapis menjadi stromatolit. Umur stromatolit satonda banyak yang menyebut sekitar 2000 - 4000 tahun. Meski terbilang masih sangat muda, tetapi fakta bahwa keberadaan stromatolit alami di dunia saat ini hanya di danau satonda ini. Menurut dua ilmuwan Eropa, Stephan Kempe dan Josef Kazmierczak, Satonda merupakan fenomena langka karena airnya yang asin dengan alkalinitas (tingkat kebasaan) sangat tinggi dibandingkan dengan air laut umumnya. Danau Satonda dianggap merupakan miniatur laut pada Kurun PraKambrium.
Perairan Talise, Sulawesi Utara
Keberadaan Ikan raja laut atau Coelacanth yang ditemukan di perairan Talise sebelah Utara menunjukkan bahwa perairan Talise cocok untuk Habitat ikan purba Coelacanth. Coelacanth adalah ikan besar dengan panjang bisa mencapai 2 meter dan berat 100 kilogram. Ikan ini bisa hidup hingga berumur 50 tahun. Sirip-siripnya besar dan tebal sehingga ikan ini diyakini ilmuwan sebagai nenek moyang hewan darat, seperti katak. Coelacanth dikategorikan sebagai ikan prasejarah dan fosil hidup karena diduga sudah ada semenjak era Devonian, sekitar 380 juta tahun yang lalu. Ikan tersebut sempat diperkirakan sudah punah sejak akhir masa Cretaceous 65 juta tahun lalu tapi ternyata ikan ini masih bisa ditemukan di perairan Talise. Habitatnya adalah karang-karang di laut dalam sekitar 150-200 meter di bawah permukaan laut. Habitat ikan Coelacanth berada di kedalaman lebih dari 180 meter dengan suhu maksimal 18 derajat Celsius.
Ikan Coelacanth merupakan hewan yang berhasil bertahan hidup dari era paleozoikum tepatnya 400 juta tahun Sebelum Masehi pada zaman devon. Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya.
Pulau Lihukan, Sulawesi Selatan
Di pulau Lihukan yang terletak diantara perairan laut Flores dan laut Sulawesi ini tumbuh tanaman purba Sikas Naga (Cycas Affinity Rumphii). Tanaman Sikas Naga tumbuh subur dan populasinya bisa dibilang stabil di pulau ini. Diperkirakan tanaman purba ini sudah ada sejak 230 juta tahun yang lalu, jauh sebelum dinosaurus hidup di muka bumi. Tumbuhan ini hidup di atas batu-batu karang yang tajam. Sikas naga tumbuh di atas permukaan karang. Seluruh kawasan di Pulau Lihukan tak ada yang bertanah. Sebatas mata memandang yang ada hanya bebatuan berongga dan berujung runcing. Pada rongga-rongga batu itu sikas tumbuh. Jadilah nampak seperti pot-pot alami bagi tumbuhan sikas. Di batu inilah tanaman ini hidup, nutrisi di perolehnya dari sisa-sisa sampah laut yang tersapu ombak serta mineral yang terkandung di dalam batu yang lepas saat di terpa ombak laut ataupun hujan.
Tanaman Sikas merupakan tanaman purba yang sudah ada sejak belasan juta tahun silam, pada zaman Karbon. Pada zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu), pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat jumlahnya.
Pulau Komodo, NTT
Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Nusa Tenggara Timur. Keadaan alam yang kering dan gersang menjadikan pulau ini suatu keunikan tersendiri. Adanya padang savana yang luas, sumber air yang terbatas dan suhu yang cukup panas; ternyata merupakan habitat yang disenangi oleh sejenis binatang purba Komodo (Varanus komodoensis).
Binatang Komodo disebut-sebut merupakan peninggalan zaman Jurassic. Konon, saat itu bumi ini didominasi oleh kelompok reptil seperti dinasourus, alosaurus, stegosaurus dan apotosaurus. Berkunjung ke Pulau Komodo bagai memasuki zaman Jurassic. Pada zaman Jurasic, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai angkasa.
Luweng Jomblang, Yogyakarta
Luweng Jomblang yang terletak di dusun Jetis, Semanu,Gunung Kidul, Yogyakarta merupakan salah satu gua batu gamping dari ratusan gua yang ada di gugusan kawasan karst Gunung Sewu. Luweng Jomblang atau Gua Jomblang merupakan gua vertikal dengan kedalaman sekitar 60 meter yang luasnya hampir seluas lapangan bola, mempunyai bentang hutan purba bawah tanah. Disebut hutan purba oleh penduduk setempat mungkin karena hutan ini terdapat pada cekungan doline yang tidak pernah terusik sejak terbentuk setelah jaman Pleistosen. Hutan purba tersebut terbentuk akibat proses geologi amblesnya tanah beserta vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi yang terjadi ribuan tahun lalu. Runtuhan ini membentuk sinkhole atau sumuran. Hutan ini bertahan karena sinar matahari masih mampu masuk. Hutan purba di Luweng Jomblang memiliki vegetasi yang berbeda dengan vegetasi di permukaan. Beberapa tumbuhan yang hidup di hutan ini tidak ditemui lagi di atas permukaan goa. Tumbuhan yang cukup terkenal di tempat ini antara lain Genipa Americana, tumbuhan pakis, Daun Airmata (jenis pakis), Merica-Mericaan, Cabe-Cabean (bahasa latin = Albus), dan tumbuhan lain yang belum diketahui namanya.
Danau Kakaban, Kalimantan Timur
Danau Kakaban terletak di tengah Pulau Kakaban, Kalimantan Timur. Danau Kakaban merupakan danau prasejarah yang diprediksi terbentuk sejak 2 juta tahun lalu saat zaman peralihan holosin. Karena merupakan sistem tertutup, keanekaan hayati di Danau Kakaban seperti di zaman purba, tak terpengaruh oleh zaman. Beragam biota laut yang menghuni Danau Kakaban mengalami evolusi selama terkurung di dalamnya sehingga memiliki sifat dan tampilan fisik yang berbeda dengan spesies sejenis yang berada di laut. Danau ini merupakan danau purba yang menjadi sarang bagi ribuan ubur-ubur tak bersengat.
Itulah tempat-tempat dimana ketika kita melihatnya seperti berada di masa purba. Tempat-tempat tersebut harus dijaga dan dilestarikan. Masa lalu takkan bisa kembali tapi dengan adanya tempat-tempat tersebut kita bisa lebih memahami keadaan di masa lalu tersebut.
Rabu, 07 Maret 2012
Pohon yang Unik dan Aneh ada di Indonesia
Negara Indonesia banyak ditumbuhi pohon. Beberapa diantaranya terlihat unik dan aneh. Berikut beberapa pohon unik dan aneh yang ada di Indonesia pilihan indonesiatop.blogspot.com:
Pohon berlubang
Pohon Bunut ini sangat unik karena tengahnya berlubang dan ada jalan yang bisa dilalui kendaraan. Pohon ini dikenal dengan nama Bunut Bolong. Bunut Bolong terletak di Desa Manggisari, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali.
Jembatan Akar
Pohon ini sangat unik karena akarnya dirajut menjadi Jembatan Akar. Jembatan akar ini dirajut dari akar pohon yang tumbuh di kedua sisi sungai. Jembatan ini merupakan Jembatan alami yang hidup dan terus tumbuh. Jembatan akar ini ada di Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Pohon pintu gerbang
Akar-akar dua pohon besar saling terhubung terlihat seperti pintu raksasa. Orang-orang ada yang menyebutnya ‘pintu gerbang’. Beberapa pendaki menjadikan pohon ini favorit mereka yang dikunjungi ketika mendaki gunung Slamet. Pohon ini bisa ditemui di hutan gunung Slamet, Jawa Tengah.
Pohon di atas tebing
Pohon yang tumbuh di puncak tertinggi tebing ini membuat pemandangan yang luar biasa indah. Tebing ini dikenal dengan nama Tabiang Takuruang. Tabiang Takuruang berada di Ngarai Sianok, Sumatera Barat.
Batu berdaun
Pohon ini sangat unik karena tampak seperti batu yang berdaun. Sebenarnya ini adalah batu besar yang di tengahnya ditumbuhi pohon. Anehnya akar utamanya tepat berada di tengah-tengah batu yang luar biasa kerasnya. Pohon ini berada di tepi pantai kawasan objek wisata di Singkep, Provinsi Kepulauan Riau.
Pohon Lanang Wadon
Pohon ini jika dilihat menyerupai dua kelamin yaitu kelamin Lelaki dan Perempuan. Bagian bawah pohon itu berlubang sehingga menyerupai alat kelamin perempuan, sedangkan di tengah lubang tersebut tumbuh batang yang mengarah ke bawah yang terlihat seperti alat kelamin pria. Pohon ini diberi nama pohon Lanang Wadon yang berarti Laki Perempuan. Pohon ini terdapat di hutan Sangeh, Kabupaten Badung, Bali.
Pohon tumbuh di atap rumah tua
Pohon besar sejenis beringin ini tumbuh di atas atap rumah adat toraja (Tongkonan). Pohon di atap Tongkonan ini dibiarkan tumbuh karena menjadikannya terlihat unik. Pohon besar yang tumbuh di atas atap ini, akarnya tidak ada yang sampai ke tanah, bahkan tidak ada yang melewati atap ke bawah. Akarnya merambat di segala sisi atap. Pohon unik ini ada di dusun Pao, Lembang Nanggala, Toraja Utara.
Pohon berlubang
Pohon Bunut ini sangat unik karena tengahnya berlubang dan ada jalan yang bisa dilalui kendaraan. Pohon ini dikenal dengan nama Bunut Bolong. Bunut Bolong terletak di Desa Manggisari, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali.
Jembatan Akar
Pohon ini sangat unik karena akarnya dirajut menjadi Jembatan Akar. Jembatan akar ini dirajut dari akar pohon yang tumbuh di kedua sisi sungai. Jembatan ini merupakan Jembatan alami yang hidup dan terus tumbuh. Jembatan akar ini ada di Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Pohon pintu gerbang
Akar-akar dua pohon besar saling terhubung terlihat seperti pintu raksasa. Orang-orang ada yang menyebutnya ‘pintu gerbang’. Beberapa pendaki menjadikan pohon ini favorit mereka yang dikunjungi ketika mendaki gunung Slamet. Pohon ini bisa ditemui di hutan gunung Slamet, Jawa Tengah.
Pohon di atas tebing
Pohon yang tumbuh di puncak tertinggi tebing ini membuat pemandangan yang luar biasa indah. Tebing ini dikenal dengan nama Tabiang Takuruang. Tabiang Takuruang berada di Ngarai Sianok, Sumatera Barat.
Batu berdaun
Pohon ini sangat unik karena tampak seperti batu yang berdaun. Sebenarnya ini adalah batu besar yang di tengahnya ditumbuhi pohon. Anehnya akar utamanya tepat berada di tengah-tengah batu yang luar biasa kerasnya. Pohon ini berada di tepi pantai kawasan objek wisata di Singkep, Provinsi Kepulauan Riau.
Pohon Lanang Wadon
Pohon ini jika dilihat menyerupai dua kelamin yaitu kelamin Lelaki dan Perempuan. Bagian bawah pohon itu berlubang sehingga menyerupai alat kelamin perempuan, sedangkan di tengah lubang tersebut tumbuh batang yang mengarah ke bawah yang terlihat seperti alat kelamin pria. Pohon ini diberi nama pohon Lanang Wadon yang berarti Laki Perempuan. Pohon ini terdapat di hutan Sangeh, Kabupaten Badung, Bali.
Pohon tumbuh di atap rumah tua
Pohon besar sejenis beringin ini tumbuh di atas atap rumah adat toraja (Tongkonan). Pohon di atap Tongkonan ini dibiarkan tumbuh karena menjadikannya terlihat unik. Pohon besar yang tumbuh di atas atap ini, akarnya tidak ada yang sampai ke tanah, bahkan tidak ada yang melewati atap ke bawah. Akarnya merambat di segala sisi atap. Pohon unik ini ada di dusun Pao, Lembang Nanggala, Toraja Utara.
Langganan:
Postingan (Atom)